RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Negeri 3 Tegowanu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Aspek :
Membaca
Standar Kompetensi : 11
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring.
Kopetensi Dasar : 11.1 Menemukan masalah utama dari berbagai
berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif
Indikator : (1) Siswa mampu mendata masalah-masalah dari
tiap-tiap berita;
(2) Siswa mampu menentukan masalah utama dari
tiap-tiap berita;
(3) Siswa mampu menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan
membandingkan beberapa berita.
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
1. Tujuan
Pembelajaran
Siswa dapat menemukan
masalah utama dari berbagai berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif.
2. Materi
Pembelajaran
a.
Menemukan masalah utama berita.
b. Cara menemukan /mencari kesamaan masalah utama berita melalui kegiatan membandingkan beberapa berita.
c. Menemukan
perbedaan cara penyajian informasi
3. Metode
Pembelajaran
a.
Diskusi
b. Tanya
jawab
c. Inkuiri
4.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan awal
1.
Guru mengadakan apersepsi,
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan pesatnya perkembangan informasi, kemampuan membaca cepat dan beragam dari
berbagai media sangat penting untuk dikuasai. Kegiatan membaca yang paling
tepat adalah membaca ekstensif. Membaca ekstensif adalah membaca sekilas
berbagai ragam wacana. Objek kajian membaca ekstensif sangat luas. Membaca
ekstensif tidak terikat oleh disiplin ilmu tertentu dan jenis bacaan tertentu.
Yang terpenting dari kegiatan membaca ini adalah bagaimana kita dapat
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai media yang ada.
2.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran,
1)
Siswa mampu mendata
masalah-masalah dari tiap-tiap berita;
2)
Siswa mampu menentukan masalah
utama dari tiap-tiap berita;
3)
Siswa mampu menyimpulkan
kesamaan masalah melalui kegiatan membandingkan beberapa berita.
3.
Guru menyampaikan rencana kegiatan
Siswa
mendata masalah-masalah dari tiap-tiap berita; menentukan masalah utama dari
tiap-tiap berita; menyimpulkan kesamaan masalah melalui kegiatan
membandingkan beberapa berita.
b. Kegiatan inti
1.
Siswa membaca contoh berita yang bertopik sama
dari media cetak;
Sebelum kalian menyimpulkan
masalah utama dari beberapa teks yang bertopik sama, kalian perlu memerhatikan
hal-hal berikut.
1.
Membaca kedua teks secara keseluruhan, sehingga
mendapatkan pemahaman terhadap kedua isi teks.
2.
Memahami pokok-pokok penting yang disampaikan dalam
masing-masing teks.
3.
Membandingkan kedua teks, sehingga memperoleh
gambaran adanya persamaan dan perbedaannya.
4.
Menarik kesimpulan mengenai masalah utama dari kedua
teks.
Berita 1
Variasi Bentuk Menarik Minat
Kendala anak kecil yang baru pertama kali membuat origami
terletak pada factor lipatan. Mereka sulit membuat lipatan rapi. Untuk itu,
diperlukan latihan beberapa kali sampai dia mahir melakukan lipatan secara
rapi. ”Biasanya ini dialami anak berusia di bawah 5 tahun,” kata Cecilla
Tanudjaja.Cecilla Tanudjaja adalah pemilik sanggar Mawar Origami and Fun Games.
Menurut dia, membuat origami sudah dapat dilakukan anak
usia tiga tahun. Faktor terpenting, anak tersebut sudah mengetahui perbedaan
warna dan mengerti cara melipat kertas. Bagi anak usia dini, sebaiknya
menggunakan kertas berukuran sedikit lebih besar.
Bentuk program ada yang lima kali datang, tujuh kali datang, dan 10
kali dating dalam satu paket. Saat interview pertama kali dapat diketahui anak
yang ingin ikut belajar origami lebih tertarik model apa? Apakah bentuk
binatang dan benda atau model kreativitas terbaru.
“Bagi anak-anak,
khususnya usia lima
tahun susah-susah gampang. Terlebih lagi apabila anak tersebut tidak punya sense of art yang baik, paling maksimal 15 menit
dan dapat dua model saja sudah bosan,” kata Cecil.
Dalam mengatasi kebosanan anak, pengajar origami perlu
mencari akal. Pengajar origami dapat membuat variasi bentuk origami lain yang
jauh menarik perhatian si anak tadi. Apabila titik jenuh dan bosan anak sudah terlihat, sebaiknya pelajaran
dihentikan. Pengajar dapat memberikan teknik membuat origami pada kesempatan
lain.
“Sewaktu membuat program liburan kemarin, saya membuat
program campurcampur. Tidak hanya origami, kadang dibarengi membuat fun games (permainan yang menyenangkan) lain,
seperti bermain alat musik triangle,” papar dia.
Pada prinsipnya,
saat belajar diusahakan anak merasa senang. Sebab jika pelajaran yang diterima
anak itu-itu saja, maka dia akan merasa bosan dan akhirnya enggan ikut belajar lagi.
Pada kasus lain, ada juga anak yang merasakan susah
membuat lipatan kertas di titik tertentu. Apabila ini yang terjadi, anak
sebaiknya diajak mengulangi lipatan dari awal.
“Ayo, ambil kertasnya
lagi, tidak susah kok. Pelan-pelan, ya bikinnya. Entar kalau bikinnya udah jadi enak lho. Jadi, kita perlu mendorong (encourage) si anak,” kata Cecil memberi
contoh.
Jadi, harus diingat langkah demi langkah membuat lipatan
kertas. Apabila langkah demi langkah yang dilakukan anak sudah tepat dan sudah
hafal, maka baru dapat dilanjutkan langkah berikutnya.
Apabila di langkah lipatan dasar dia tidak dapat
membuatnya, anak akan mengalami kesulitan di langkah berikut. Hal ini
disebabkan bentuk langkah lanjutan origami lebih rumit. Namun, jika dasarnya
sudah bagus, anak akan cepat menangkap teknik membuat origami selanjutnya.
(Sumber:
Seputar Indonesia, 11 Februari 2007, dengan
pengubahan)
Berita 2
Origami Picu Kreativitas
Dari selembar kertas berwarna dapat diciptakan ratusan
bentuk origami. Mulai bentuk paling sederhana hingga yang paling rumit. Wajah
cerah, ceria, dan puas akan terpancar begitu anak berhasil membuat satu bentuk
origami.
Berangkat dari rasa suka dengan dunia anak-anak dan menjadi
guru musik dan matematika selama 16 tahun menjadi factor pencetus Cecilla
Tanudjaja membuka kursus origami. Keperluan putra tunggalnya, Kevin, 8, dalam
mengisi liburan juga menjadi faktornya.
Selain itu, juga alasan karena di Jakarta alternatif tempat bermain anak
relatif terbatas. Pilihan yang tersedia adalah Kebun Binatang, Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) maupun Dunia Fantasi (Dufan). Sementara pergi ke mal
bukan lagi hiburan, mungkin jadi “santapan” sehari-hari.
“Nah, dari situ saya berpikir ingin membuat rogram hiburan. Salah satunya bernama
origami. Karena kebetulan saya senang jalan-jalan dan sering membeli buku tentang origami,” kata Cecilla
Tanudjaja, saat berkunjung ke SINDO memperagakan cara membuat bermacam bentuk
origami.
Setahun belakangan ini Cecillia mulai membuat program itu
dalam format belajar di sanggar
miliknya, Mawar Origami and Fun Games. Program itu baru dapat dilaksanakan pada
liburan akhir tahun, Desember 2007. Rencananya program ini digelar tiap kali
masa liburan sekolah.
Setelah membaca banyak buku, wanita yang akrab disapa
Cecil itu mencari teknik membuat origami
aling sederhana. Teknik ini dijadikan langkah awal memulai praktik
keterampilan origami. “Khususnya untuk
anak-anak atau pemula, harus dimulai dari origami yang tidak susah-susah,”
imbuh dia.
Bentuk paling sederhana adalah origami membuat rumah,
piano, angsa, ikan, paus, topi, dan bangku. Jauh sebelum itu, anak
diperkenalkan dengan cara membuat bentuk lipatan dasar kite (layang-layang),
segitiga, dan lipatan persegi empat.
Selain berupa kertas, Cecil juga dapat membuat program
permainan bentuk dari batang korek api. Dari satu kotak korek api dapat dibuat
1.000 macam mainan.
Hal ini perlu dilakukan karena pada dasarnya tiap anak
berbeda-beda. Ada
anak yang tidak suka binatang, jadi jangan dikasih bentuk binatang, tapi
carikan bentuk origami lainnya. Tiap satu anak dibuatkan satu program, diusahakan jika dapat jangan sampai lewat
dari program tersebut.
Dalam satu kali pertemuan, setidaknya menghabiskan waktu
satu jam. Tahapan awal, Cecil memperkenalkan anak dengan 15 bentuk dasar
origami. Antara lain, book base, cup board base, organ base, kite base, diamond
base, fish base, pig base, shawl base, square base, bird base, waterboom base,
blint base, dan frog base.
Teknik membuat origami tidak berbeda halnya seperti
belajar matematika metode kumon. Mulai dari teknik dasar hingga ke
bentuk-bentuk lanjutannya. Anak yang belajar membuat origami sebetulnya tidak
hanya mendapatkan pengetahuan tentang seni melipat. Dia juga menjadi tahu
mengenai pelajaran matematika seperti persegi panjang, persegi empat,
lingkaran, dan bentuk lainya.
“Manfaat terbesar yang dirasakan dari belajar origami ini
dapat merangsang kreativitas anak dalam berbagai hal. Misalnya, seorang seniman
origami di Jepang begitu melihat sebuah objek, dia dapat terinspirasi untuk
membuatnya dalam bentuk origami,” tutur ibu seorang putra ini.
Hampir setiap tahun selalu ada penemuan bentuk origami
terbaru. Temuan baru itu akan dipatenkan dan dimasukkan ke dalam kalender
penemuan origami. Semacam buku Guiness Book of Record.
Tiap temuan bentuk origami terbaru dikirimkan ke
perkumpulan origami yang berpusat di Jepang. Setidaknya dalam setahun masuk
ribuan bentuk origami terbaru.
“Sejauh ini, setidaknya saya sudah pernah mencoba sebanyak
200 bentuk origami. Mulai dari benda, binatang, tumbuhan, bingkai foto, dan
bentuk lainya,” tutur Cecilla.
Sementara itu,
psikolog anak Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina mengungkapkan,
bermain origami dapat sekaligus melatih kecepatan anak dalam melakukan gerak
motorik tangan, sekaligus melatih kemampuan memori anak. “Dia menjadi belajar
mengingat langkah-langkah awal dalam menciptakan sesuatu,” katanya.
(Sumber: Seputar Indonesia, 11 Februari 2007, dengan pengubahan)
2.
Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi berita;
3.
Siswa mendata permasalahan dari tiap-tiap berita
yang mengemukakan topik yang sama;
4.
Siswa menemukan masalah utama dari tiap-tiap
berita yang mengemukakan topik yang sama;
5.
Siswa menyimpulkan kesamaan masalah utama dari
berita yang mengemukakan topik yang sama;
6.
Siswa menentukan perbedaan informasi dari berita-
berita yang mengemukakan topik yang sama;
Berdasarkan kedua teks di atas,
kalian dapat menyimpulkan bahwa kedua teks tersebut memiliki persamaan dalam
tema atau topik pembahasan, yaitu mengenai origami atau seni melipat kertas.
Namun demikian, kalian dapat
melihat adanya perbedaan pembahasan secara detailnya. Pada teks 1, kalian dapat
menyimpulkan bahwa topik mengenai origami dikembangkan dengan pembahasan
mengenai proses anak dalam belajar origami. Adapun pada teks 2, tema origami
dikembangkan pada pembahasan mengenai cara kegiatan membuat origami dapat
memacu kreativitas anak.
Namun sekali lagi, dari kedua
teks di atas kalian dapat menyimpulkan masalah utama yang ada, yaitu mengenai
origami.
c. Kegiatan
Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi;
Meskipun topik dari kedua berita sama, cara menyajikannya
berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh visi dan misi masing-masing media dan cara pandang wartawan yang berbeda. Cara
pandang wartawan yang satu mungkin berbeda dengan cara pandang wartawan yang
lain dalam menuliskan berita.
Pertemuan Kedua
a.
Kegiatan awal
1.
Guru mengadakan apersepsi,
Guru mengingatkan kembali apa yang dimaksud
membaca ekstensif.Membaca ekstensif merupakan
kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak begitu detail. Dalam hal ini,
kegiatan membaca ditujukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat
pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci. Berdasarkan informasi
pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik kesimpulan mengenai pokok
bahasan atau masalah utama yang dibicarakan. Melalui kegiatan membaca
ekstensif, kalian dapat menemukan sebuah pokok masalah atau hal utama dari
sebuah teks bacaan dengan cepat. Jadi, jika kalian membaca beberapa teks
bacaan, kalian dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah
utama yang sama, meski pembahasan detailnya berbeda. Bacalah kedua teks berikut
dengan cermat!
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
1)
Siswa mampu mendata masalah-masalah dari
tiap-tiap berita;
2)
Siswa mampu menentukan masalah utama dari
tiap-tiap berita;
3)
Siswa mampu menyimpulkan kesamaan masalah
melalui kegiatan membandingkan
beberapa berita.
3.
Guru menyampaikan rencana kegiatan
Siswa mendata masalah-masalah dari tiap-tiap
berita; menentukan masalah utama dari tiap-tiap berita; menyimpulkan kesamaan
masalah melalui kegiatan membandingkan
beberapa berita.
b.
Kegiatan inti
1.
Siswa berkelompok kerja
yang terdiri atas kerja 3 - 4 orang.
2.
Siswa membaca dua teks berita yang mengemukakan
topik yang sama dari media yang berbeda.
Berita
1
Jepang Luncurkan Satelit Mata-Mata Terakhir
TOKYO, SENIN-Jepang kini bisa mematai-matai seluruh sudut
dunia. Satelit terakhir dari empat satelit mata-mata yang dibutuhkannya telah
berhasil diluncurkan, Sabtu (24/2). "Roket yang membawa satelit meluncur
dari bagian selatan Jepang pada pukul 13.41 waktu setempat (atau 11.41
WIB)," ujar jurubicara Badan Antariksa Jepang (JAXA). Program peluncuran
satelit mata-mata telah dimulai sejak tahun 1998 sebagai reaksi program
percobaan misil Korea Utara yang bisa membahayakan Jepang.
Keempat satelit telah bekerja baik di orbit dan dapat
dipakai untuk mengintai seluruh belahan dunia minimal sekali dalam sehari,
khususnya Korea Utara. Jepang secara tegas menyatakan kekhawatirannya terhadap
percobaan bom atom yang dilakukan Korea Utara tahun lalu meskipun akhirnya
setuju menutup program pengembangan nuklirnya dengan syarat. Tokyo
juga menyayangkan langkah China,
sekutu terdekat Korea Utara, yang menguji coba misil penghancur satelit bulan
lalu.
Selain meluncurkan satelit mata-mata, roket juga membawa
satelit percobaan yang akan menguji coba operasi pengintaian yang lebih
canggih. Peluncuran satelit mata-mata merupakan bagian dari pengembangan
program ruang angkasa Jepang. Namun, peluncuran satelit sempat ditunda lebih
dari setahun sejak peluncuran salah satu satelit mata-mata gagal dilakukan pada
2003. Selain mengembangkan satelit mata-mata, Jepang juga menargetkan dapat
mengirim astronot ke Bulan pada tahun 2020.
Sumber: Kompas, Senin, 26 Februari 2007
Berita
2
Jepang Luncurkan Satu Set Satelit Mata-Mata
Tokyo, Jepang, Sabtu meluncurkan
kembali satelit mata-matanya yang keempat, untuk meningkatkan kemampuan potensi
pantau ancamanancaman termasuk dari Korea Utara, yang telah melakukan ujicoba
rudal dan bom nuklir di kawasan ini.
Roket H-2A, yang ditunda tiga kali
karena cuaca buruk, akhirnya diluncurkan dari pulau selatan Tanegashima,
membawa satelit radar yang akan bergabung dengan dua satelit optik dan satelit
radar lainnya, yang sudah beroperasi.
Dengan ditunjang penuh oleh empat
satelit itu, Jepang akan berkemampuan memantau berbagai kejadian di bumi setiap
hari, kata para pejabat pemerintah.
Program satelit mata-mata Jepang
dimulai setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik pada tahun 1998, yang
melintas di atas wilayah udara Jepang.
Program kemudian ditangguhkan pada
tahun 2003, ketika sebuah roket yang membawa dua satelit membelok dan hancur
sebagai bola api yang spektakuler.
Korea Utara mendorong ketegangan
kawasan tahun lalu, ketika Pyongyang
melakukan ujicoba nuklir pada Oktober, setelah meluncurkan ujicoba rudal pada
Juli.
Pada Januari, China menghancurkan salah satu dari
beberapa satelit dimilikinya dengan penembakan rudal balistik ke arahnya, dalam
suatu percobaan yang memicu kecaman di seluruh dunia.
Sementara itu, para ilmuwan luar
angkasa Jepang sejak lama mengajukan komplain, bahwa kemampuan teknik negaranya
jauh di belakang karena sejak resolusi parlemen 1969 membatasi penggunaan
angkasa untuk maksud damai.
Partai Liberal Demokrat (LDP)
Perdana Menteri Shinzo Abe yang berkuasa tampaknya akan mengajukan rancangan
undang-undang pada persidangan parlemen saat ini, yang akan menyingkirkan
peraturanperaturan serta mengizinkan penggunaan angkasa bagi keperluan militer
non-agresif, kata pejabat-pejabat LDP.
Roket yang diluncurkan Sabtu juga
membawa satelit optik eksperimen, yang dimaksudkan untuk meningkatkan peringkat
dalam memperoleh detil dari satelit-satelit generasi mendatang.
Pada saat ini, satelit-satelit
Jepang berkemampuan melihat dengan jelas objek-objek dengan garis tengah satu
meter atau lebih, sedangkan satelit militer AS berkemampuan memantau
objek-objek seper sepuluh dari besarannya.
Sumber: Republika, Sabtu, 24
Februari 2007
3.
Siswa mendata pokok-pokok berita.
Pokok-pokok penting berita
No
|
Berita 1
|
Berita 2
|
1
2
3
dst
|
|
|
4.
Siswa mendata persamaan dan
perbedaan informasi yang dikemukakan kedua teks berita tersebut dengan
menggunakan format di bawah ini.
No
|
Komponen
|
Berita 1
|
Berita 2
|
1.
2.
|
Persamaan
Perbedaan
|
|
|
5.
Siswa menyampaikan hasil kerja
kelompok di depan kelas
6.
Siswa/kelompok lain mengomentari
hasil kerja kelompok lain.
c.
Kegiatan Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi;
5. Sumber Belajar
1.
Berita
dari beberapa media;
2.
Buku
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
1. Bahasa Indonesia 2: Bahasa
Kebanggaanku Untuk SMP/Mts Kelas VIII/ Oleh Sarwiji Suwandi Dan Sutarmo.—
Cet.1.— Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2007.
2. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas
VIII/oleh AsepYudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
6. Penilaian
a. Teknik :
Tes Tertulis
b. Bentuk instrumen : Tes
Uraian
c. Soal/Instrumen : ..
Bacalah
berita beikut ini dengan carmat!
Berita 1
Selama ini areal parkir lebih sering digunakan sebagai
tempat belajar menyetir mobil oleh sejumlah lembaga penyelenggara kursus setir
mobil. "Sebaiknya, areal itu diitata karena tidak lagi dipakai untuk lahan
parkir. Daripada nantinya menimbulkan permasalahan dalam berbagai bentuk,
seharusnya pihak pengelola segera menanganinya," terang Lurah Sriwedari,
Tribroto Wahyu Jati P., S.H. saat ditemui Espos di ruang kerjanya,
Selasa (15/6).
Solo Pos, 17 Juni 2004
Berita
2
Menurut penuturan pengunjung, sejumlah oknum petugas ada
yang menarik parkir di atas ketentuan yang berlaku. Ketentuan parkir untuk
kendaraan roda dua Rp 1.000,00 dan mobil Rp 2.000,00. Namun, dalam praktiknya
banyak yang menarik Rp2.000,00 untuk motor dan Rp 4.000,00 untuk mobil.
Suara Meredeka, 14 Juni 2004
1.
Permasalahan
apa saja yang terdapat pada kedua berita di atas!
No.
|
Informasi
|
Solo Pos
|
Suara Merdeka
|
1
2
3
4
|
Bentuk pelanggaran kerugian
Sumber keluhan penyimpangan
|
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
|
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
|
2.
Kedua media di atas sama-sama menginformasikan permasalahan apa?
3.
Buatlah rangkuman dalam satu kalimat masing-masing berita di
atas!
Kunci jawaban
1.
No.
|
Informasi
|
Solo Pos
|
Suara Merdeka
|
1
2
3
4
|
Bentuk pelanggaran Besarnya
kerugian Sumber keluhan penyimpangan
|
hal pemakaian
sulit diperkirakan
aparat pemerintah
memanfaatkan kesempatan
|
pungutan uang
dapat diperkirakan masyarakat
mencari keuntungan
|
2. perparkiran.
3. Rangkuman:
Berita 1
Pemanfaatan tempat parker yang tidak sesuai dengan peruntukkannya harus
segera ditangani pihak pengelola sebelum menimbulkan permasalahan lebih lanjut.
Berita 2
Banyak pengunjung yang menuturkan bahwa ada sejumlah petugas parker
yang menarik uang parker di atas ketentuan.
Penskoran:
1. * Siswa menemukan 3 permasalahan skor (3)
* Siswa menemukan 1-2 permasalahan skor (2)
* Siswa tidak menuliskan apa-apa skor (0)
2. * Siswa menemukan persamaan isi berita dengan
tepat skor
(3)
* Siswa menemukan
persamaan isi berita dengan kurang tepat skor
(1)
* Siswa tidak menuliskan apa-apa skor (0)
3. *Siswa menuliskan rangkuman dengan tepat skor (4)
*Siswa menuliskan rangkuman dengan kurang tepat skor (2)
*Siswa tidak menuliskan skor
(0)
Nilai akhir = Perolehan
skor x 10
Tegowanu,
15 Januari 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
H. Saerozi, S.Pd. Supriyadi, S.Pd.
NIP. 19650704 198803 1 013 NIP. 19710116 200501 1 008