Konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri tentang pengetahuan yang dipelajarinya. Konstruktivisme sendiri memliki arti bersifat membangun. Perkembangan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru. Proses mengkonstruksi pengetahuan terjadi berkesinambungan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru. Berarti belajar adalah proses mengkostruksi atau membangun pengetahuan melalui pengalaman dan pandangan yang dinamis.
- Pemahaman atau pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
- Pemahaman atau pengetahuan sebelumnya menjadi dasar pengetahuan selanjutnya.
- Pengetahuan awal siswa mempengaruhi belajarnya
- Belajar difasilitasi oleh interaksi sosial
- Belajar yang bermakna terjadi didalam tugas-tugas belajar mandiri
- Siswa perlu memikirkan strategi belajarnya
- Motivasi berpengaruh kuat pada belajar
- Perkembangan dan perbedaan individual mempengaruhi belajar
- Kontek sosial di dalam kelas mempengaruhi belajar
- Pembelajaran berfokus pada penjelasan dan jawaban siswa atas masalah atau pertanyaan.
- Penjelasan dan jawaban datang dari siswa
- Penjelasan dan jawaban bersumber dari representasi konsep
- Guru membantu siswa mengkonstruk pengetahuan dengan mengarahkan interaksi sosial dan menyediakan representasi konsep.
Dengan demikian, esensi pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah tidak terlepas dari belajar aktif dengan tujuan akhir yang bermuara pada pemecahan masalah, atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah pemecahan masalah; bukan hanya pemecahan masalah bagi siswa, tetapi juga memecahkan masalah guru.
3. Implikasi Paradigma Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
- Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan;
- Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara;
- Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkret dalam kehidupan sehari-hari;
- Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya;
- Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif;
- Melibatkan siswa secara emosional dan sosial dalam belajar
- Usaha keras siswa mempengaruhi hasil belajar
- Guru sebagai fasilitator, mediator, dan teman siswa dalam menemukan pengetahuan mereka sendiri
Tahap pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap invitasi, eksplorasi, pengajuan eksplanasi dan solusi, dan pelaksanaan tindakan.
- Invitasi diperlukan untuk mengidentifikasi konsepsi awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut: mengamati keingintahuan siswa, siswa menjawab pertanyaan, mempertimbangkan kemungkinan jawaban pertanyaan, mencatat hal-hal yang tidak diperkirakan, dan mengenali situasi yang diharapkan siswa.
- Eksplorasi adalah tahap pelaksanaan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif menggali informasi-informasi baru. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap eksplorasi adalah: mengajak siswa untuk fokus pada pembelajaran, mendiskusikan alternative alternatif kemungkinan, mencari informasi, melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang ada, mengamati gejala-gejala khusus, merancang model, mengumpulkan dan mengolah data, menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah, memilih sumbersumber yang tepat, mendiskusikan solusi dengan yang lain, merancang dan melaksanakan percobaan, ikut serta dalam diskusi, mengenali resiko dan konsekwensi-konsekwensi yang timbul, menentukan parameter suatu penyelidikan, menganalisis data dan sebagainya.
- Pengajuan eksplanasi dan solusi merupakan tahap diskusi yang dilakukan di antara siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan diskusi ini juga dapat berlangsung dengan guru yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada tahap pengajuan eksplanasi (penjelasan) dan solusi (penyelesaian) adalah: mengkomunikasikan informasi dan ide-ide, membangun dan menjelaskan model, membangun penjelasan baru, mereview dan mengupas penyelesaian, menggunakan evaluasi kolompok, memasang jawaban jawaban atau solusi-solusi, menentukan penutup yang sesuai, dan memadukan solusi dengan pengetahuan dan pengalaman.
- Taking action atau tahap pengambilan tindakan merupakan tahap akhir pembelajaran, pada tahap ini siswa merumuskan hasil eksplorasi dan diskusinya. Pada tahap ini juga diberikan evaluasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, baik secara lisan maupun sacara tulisan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap taking action adalah: membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, mentransfer pengetahuan dan keterampilan, berbagi informasi dan ide-ide, menjawab pertanyaan baru, dan mengembangkan hasil dan ide-ide.