Ar-Rahman

‏ الرَّحْمنُ (1 (Tuhan) Yang Maha Pemurah. 2) عَلَّمَ الْقُرْآنَ Yang telah mengajarkan Al Qur'an. 3) خَلَقَ الْإِنْسانَ Dia menciptakan manusia, 4) عَلَّمَهُ الْبَيانَ Mengajarnya pandai berbicara. 5) الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ بِحُسْبانٍ Matahari dan bulan ( beredar ) menurut perhitungan. وَ النَّجْمُ وَ الشَّجَرُ يَسْجُدانِ (6) Dan tumbuh- tumbuhan dan pohon-pohonan kedua- duanya tunduk kepada-Nya. وَ السَّماءَ رَفَعَها وَ وَضَعَ الْميزانَ (7) Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca ( keadilan ). أَلاَّ تَطْغَوْا فِي الْميزانِ (8) Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. وَ أَقيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَ لا تُخْسِرُوا الْميزانَ (9) Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. وَ الْأَرْضَ وَضَعَها لِلْأَنامِ (10) Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk ( Nya ). فيها فاكِهَةٌ وَ النَّخْلُ ذاتُ الْأَكْمامِ (11) Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.(11) وَ الْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَ الرَّيْحانُ (12) Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga- bunga yang harum baunya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (13) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. خَلَقَ الْإِنْسانَ مِنْ صَلْصالٍ كَالْفَخَّارِ (14) Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, وَ خَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مارِجٍ مِنْ نارٍ (15) Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (16) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَ رَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17) Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (18) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيانِ (19) Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu بَيْنَهُما بَرْزَخٌ لا يَبْغِيانِ (20) Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (21) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَ الْمَرْجانُ (22) Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (23) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لَهُ الْجَوارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلامِ (24) Dan kepunyaan-Nya lah bahtera- bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung- gunung. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (25) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كُلُّ مَنْ عَلَيْها فانٍ (26) Semua yang ada di bumi itu akan binasa. وَ يَبْقى‏ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (27) Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (28) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَسْئَلُهُ مَنْ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ في‏ شَأْنٍ (29) Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (30) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلانِ (31) Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (32) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطارِ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلاَّ بِسُلْطانٍ (33) Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus ( melintasi ) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (34) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُرْسَلُ عَلَيْكُما شُواظٌ مِنْ نارٍ وَ نُحاسٌ فَلا تَنْتَصِرانِ (35) Kepada kamu, ( jin dan manusia ) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri ( daripadanya ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (36) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّماءُ فَكانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهانِ (37) Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti ( kilapan ) minyak. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (38) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَيَوْمَئِذٍ لا يُسْئَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَ لا جَانٌّ (39) Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (40) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسيماهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّواصي‏ وَ الْأَقْدامِ (41) Orang- orang yang berdosa dikenal dengan tanda- tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (42) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هذِهِ جَهَنَّمُ الَّتي‏ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (43) Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang- orang berdosa. يَطُوفُونَ بَيْنَها وَ بَيْنَ حَميمٍ آنٍ (44) Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (45) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لِمَنْ خافَ مَقامَ رَبِّهِ جَنَّتانِ (46) Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (47) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. ذَواتا أَفْنانٍ (48) Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (49) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ تَجْرِيانِ (50) Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (51) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما مِنْ كُلِّ فاكِهَةٍ زَوْجانِ (52) Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (53) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ فُرُشٍ بَطائِنُها مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَ جَنَى الْجَنَّتَيْنِ دانٍ (54) Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat ( dipetik ) dari dekat. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (55) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ قاصِراتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (56) Di dalam surga itu ada bidadari- bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (57) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كَأَنَّهُنَّ الْياقُوتُ وَ الْمَرْجانُ (58) Seakan- akan bidadari itu permata yakut dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (59) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هَلْ جَزاءُ الْإِحْسانِ إِلاَّ الْإِحْسانُ (60) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan ( pula ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (61) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ مِنْ دُونِهِما جَنَّتانِ (62) Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (63) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, مُدْهامَّتانِ (64) Kedua surga itu ( kelihatan ) hijau tua warnanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (65) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ نَضَّاخَتانِ (66) Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (67) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما فاكِهَةٌ وَ نَخْلٌ وَ رُمَّانٌ (68) Di dalam keduanya ada (macam- macam ) buah-buahan dan kurma serta delima. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (69) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ خَيْراتٌ حِسانٌ (70) Di dalam surga- surga itu ada bidadari- bidadari yang baik- baik lagi cantik- cantik. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (71) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. حُورٌ مَقْصُوراتٌ فِي الْخِيامِ (72) (Bidadari- bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (73) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (74) Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (75) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَ عَبْقَرِيٍّ حِسانٍ (76) Mereka bertelekan pada bantal- bantal yang hijau dan permadani- permadani yang indah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (77) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. تَبارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (78) Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
Sesungguhnya surga itu memiliki banyak pintu, salah satunya disebut AR-RAYYAN artinya 'Basah melimpah'. Nanti akan dipanggilah pada hari kiamat "wahai mana orang-orang yang berpuasa?" lalu bila orang terakhir dari mereka telah masuk ke dalam pintu tersebut, maka pintu itu pun ditutuplah (Sabda Nabi Muhammad SAW. HR Bukhari dan Muslim) Apakah tabungan puasa kita yang telah terkumpul dari tahun ke tahun itu cukup untuk membuka AR-RAYYAN, salah satu pintu surga yang termasyur itu? Tentu hanya Tuhan yang tahu. Tapi setidakknya kita harus yakin dahulu.
Tampilkan postingan dengan label Bank Soal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bank Soal. Tampilkan semua postingan

SOAL UJI KOMPETENSI BAGAIMANA MENILAI KEMAJUAN BELAJAR SISWA.

Bagaimana Anda menilai kemajuan belajar siswa di  kelas Anda?

Jawab. - Penilaian formatif, penilaian ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini berfokus pada pemantauan dan pengukuran kemajuan belajar siswa secara berkala atau kontinyu saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini dapat dilakukan dengan memberikan siswa tugas-tugas kecil, pertanyaan lisan, atau kuis singkat untuk memperoleh umpan balik segera tentang pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

Penilaian formatif adalah jenis penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran dan untuk membantu guru dalam mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Tujuan utama dari penilaian formatif adalah untuk meningkatkan pembelajaran siswa, bukan hanya mengukur hasil akhir. Penilaian formatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka sepanjang proses pembelajaran.

Berikut adalah bagaimana guru melaksanakan penilaian formatif:

  1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran: Guru memulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang jelas untuk setiap unit atau topik pembelajaran. Tujuan ini harus terukur dan dapat memberikan pedoman bagi penilaian formatif.

  2. Merencanakan Aktivitas Formatif: Guru merencanakan berbagai aktivitas pembelajaran yang dapat memberikan gambaran tentang pemahaman siswa sepanjang pembelajaran. Ini bisa termasuk pertanyaan kuis, diskusi kelompok, pertanyaan berbasis proyek, atau aktivitas refleksi.

  3. Mengamati dan Memantau: Selama proses pembelajaran, guru secara aktif mengamati partisipasi dan kinerja siswa. Ini bisa melibatkan pengamatan langsung, pemantauan diskusi, atau pengamatan dari hasil kerja siswa.

  4. Memberikan Umpan Balik Berkelanjutan: Guru memberikan umpan balik kepada siswa secara teratur selama pembelajaran. Umpan balik ini dapat diberikan secara verbal, tertulis, atau melalui aktivitas yang ditujukan untuk mengoreksi kesalahpahaman siswa dan memberikan arahan yang diperlukan.

  5. Menggunakan Instrumen Evaluasi Formatif: Guru menggunakan berbagai instrumen evaluasi formatif, seperti kuis singkat, pertanyaan jurnal, atau lembar kerja, untuk mengevaluasi pemahaman siswa secara berkelanjutan.

  6. Menggunakan Data untuk Pengambilan Keputusan: Guru menggunakan data dari penilaian formatif untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan merencanakan pembelajaran selanjutnya. Ini bisa termasuk penyusunan rencana pembelajaran tambahan, penyediaan bantuan tambahan, atau penyesuaian metode pengajaran.

  7. Melibatkan Siswa dalam Proses Penilaian: Guru melibatkan siswa dalam proses penilaian formatif dengan mendorong mereka untuk merefleksikan pemahaman mereka sendiri, menilai pekerjaan mereka sendiri, dan memberikan umpan balik satu sama lain.

 Sumatif, penilaian ini dilaksanakan pada akhir suatu periode pembelajaran. Penilaian ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pencapaian belajar siswa selama periode tersebut. Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan tes, proyek, atau ujian akhir untuk mengevaluasi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran periode tertentu.

Penilaian sumatif adalah jenis penilaian yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil akhir dari suatu periode pembelajaran atau suatu siklus pembelajaran. Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir suatu unit, topik, atau periode tertentu dan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Proses penilaian sumatif biasanya mencakup penggunaan berbagai metode dan instrumen evaluasi, seperti tes tertulis, proyek, presentasi, dan tugas-tugas lainnya yang dirancang untuk mengukur pemahaman, keterampilan, dan kemajuan siswa secara komprehensif.

Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian sumatif:

  1. Merencanakan Instrumen Evaluasi: Guru merencanakan dan merancang instrumen evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi yang telah diajarkan. Instrumen tersebut bisa berupa tes tertulis, proyek, presentasi, atau tugas-tugas lainnya.

  2. Memberikan Instruksi dan Persiapan: Guru memberikan instruksi kepada siswa mengenai format, materi yang akan diuji, dan harapan penilaian. Selain itu, guru juga dapat memberikan waktu persiapan tambahan kepada siswa untuk mempersiapkan diri sebelum penilaian dilaksanakan.

  3. Melaksanakan Penilaian: Guru memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan instrumen evaluasi yang telah disiapkan. Selama proses ini, guru memastikan bahwa lingkungan ujian terkendali dan bebas dari gangguan.

  4. Mengumpulkan dan Mengoreksi Hasil: Setelah siswa menyelesaikan penilaian, guru mengumpulkan hasilnya dan melakukan koreksi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Koreksi dapat dilakukan secara objektif dan konsisten.

  5. Menganalisis Hasil: Setelah mengoreksi, guru menganalisis hasil penilaian untuk mengevaluasi pemahaman dan pencapaian siswa secara keseluruhan. Analisis ini membantu guru untuk memahami sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  6. Memberikan Umpan Balik: Guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai hasil penilaian mereka. Umpan balik ini dapat berupa penjelasan mengenai kekuatan dan kelemahan siswa, serta saran untuk perbaikan di masa depan.

  7. Melaporkan Hasil: Terakhir, guru melaporkan hasil penilaian kepada siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya sesuai dengan kebijakan sekolah atau lembaga pendidikan yang berlaku.

Portofolio siswa: Penilaian ini diambil dari portofolio belajar siswa. Portofolio akan berisi berbagai produk atau karya yang mencerminkan kemajuan belajar mereka sepanjang waktu, seperti tulisan, proyek, atau presentasi. Siswa dapat merefleksikan perkembangan mereka dan melihat bagaimana mereka telah meningkat dari waktu ke waktu.

Penilaian dari portofolio siswa merujuk pada proses evaluasi kinerja siswa berdasarkan kumpulan karya, proyek, atau bukti pembelajaran yang mereka kumpulkan dan disajikan dalam bentuk portofolio. Portofolio siswa biasanya berisi berbagai jenis materi, seperti tulisan, proyek seni, rekaman audio atau video, catatan refleksi, dan sebagainya, yang mencerminkan kemajuan dan pencapaian siswa dalam suatu periode waktu tertentu.

Proses penilaian dari portofolio siswa seringkali melibatkan tahapan berikut:

  1. Pengumpulan Materi: Siswa mengumpulkan berbagai karya atau bukti pembelajaran mereka dalam portofolio, yang bisa berupa tulisan, proyek, karya seni, dan sebagainya.

  2. Refleksi Siswa: Siswa sering diminta untuk menyertakan refleksi atau analisis atas karya-karya yang mereka sertakan dalam portofolio. Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan mereka, menyoroti pencapaian mereka, dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

  3. Penilaian oleh Guru: Guru melakukan penilaian terhadap portofolio siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti kualitas karya, pemahaman materi, keberagaman, kreativitas, ketepatan waktu, dan kemampuan refleksi siswa.

  4. Umpan Balik: Setelah penilaian dilakukan, guru memberikan umpan balik kepada siswa tentang kinerja mereka dalam portofolio. Umpan balik ini dapat berupa pujian atas pencapaian yang kuat, rekomendasi untuk perbaikan, atau saran untuk pengembangan lebih lanjut.

  5. Pemantauan dan Pencatatan: Hasil penilaian dari portofolio siswa biasanya dicatat dan dimasukkan ke dalam catatan perkembangan siswa. Ini membantu guru dan siswa untuk melacak kemajuan belajar dari waktu ke waktu.


Penilaian dengan observasi adalah metode penilaian di mana guru mengamati secara langsung aktivitas, perilaku, dan kemajuan siswa selama proses pembelajaran. Dalam penilaian ini, guru memperhatikan berbagai aspek kinerja siswa, seperti keterlibatan dalam pembelajaran, interaksi dengan sesama siswa, kemampuan pemecahan masalah, dan penerapan konsep yang dipelajari dalam konteks nyata.

Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian dengan observasi:

  1. Merencanakan Pengamatan: Guru merencanakan pengamatan dengan mengidentifikasi tujuan penilaian, aspek yang akan diamati, dan kriteria penilaian yang relevan. Tujuan observasi ini harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  2. Memilih Saat yang Tepat: Guru memilih waktu dan situasi yang sesuai untuk melakukan observasi. Hal ini bisa dilakukan selama aktivitas pembelajaran seperti diskusi kelompok, presentasi, atau proyek.

  3. Mengamati Secara Aktif: Guru secara aktif mengamati perilaku, interaksi, dan kemajuan siswa selama aktivitas pembelajaran berlangsung. Guru dapat menggunakan catatan, checklist, atau rubrik untuk mencatat temuan pengamatan mereka.

  4. Memberikan Umpan Balik: Setelah observasi selesai, guru memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan temuan pengamatan mereka. Umpan balik ini dapat berupa pujian atas prestasi siswa, saran untuk perbaikan, atau refleksi tentang kemajuan siswa.

  5. Merekam Data dan Dokumentasi: Guru merekam data dan dokumentasi tentang hasil pengamatan mereka. Ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan umpan balik lebih lanjut kepada siswa, memantau kemajuan mereka dari waktu ke waktu, dan membuat keputusan evaluatif.

  6. Menggunakan Hasil Observasi: Guru menggunakan hasil observasi untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya, menyesuaikan strategi pengajaran, dan mengidentifikasi kebutuhan siswa. Hasil observasi juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaporan kepada orang tua dan pihak terkait lainnya.

Dengan melaksanakan penilaian dengan observasi secara teratur dan terfokus, guru dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang kemajuan siswa dan mengidentifikasi cara untuk mendukung perkembangan mereka lebih lanjut. Ini membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif dan mendukung bagi semua siswa.


Penilaian kolaborasi dengan guru lain dalam rangka menilai kemajuan belajar siswa adalah proses di mana guru bekerja sama dengan rekan kerja mereka untuk mengamati, menganalisis, dan mengevaluasi pencapaian siswa secara kolektif. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemajuan belajar siswa, serta untuk merencanakan tindakan yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian kolaborasi dengan guru lain untuk menilai kemajuan belajar siswa:

  1. Merencanakan Pertemuan Kolaborasi: Guru merencanakan pertemuan kolaboratif dengan rekan kerja mereka untuk membahas dan menganalisis data yang berkaitan dengan kemajuan belajar siswa. Pertemuan ini biasanya dijadwalkan secara teratur, seperti bulanan atau sesuai kebutuhan.

  2. Pengumpulan dan Analisis Data: Sebelum pertemuan, guru mengumpulkan data tentang kemajuan belajar siswa dari berbagai sumber, termasuk tes, tugas, proyek, dan observasi kelas. Mereka kemudian menganalisis data ini untuk mengidentifikasi pola, tren, dan kebutuhan siswa secara kolektif.

  3. Diskusi dan Refleksi Bersama: Selama pertemuan, guru berkolaborasi untuk mendiskusikan dan merenungkan data yang dikumpulkan. Mereka membahas pencapaian siswa, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar mereka, dan merencanakan tindakan perbaikan yang sesuai.

  4. Penentuan Tindakan Perbaikan: Berdasarkan analisis data dan diskusi bersama, guru merumuskan rencana tindakan perbaikan yang bersifat kolaboratif. Rencana ini dapat mencakup penyesuaian rencana pelajaran, pemberian bantuan tambahan kepada siswa yang membutuhkan, atau implementasi strategi pembelajaran yang berbeda.

  5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab: Setelah merumuskan rencana tindakan, guru membagi tugas dan tanggung jawab di antara anggota tim. Mereka menetapkan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan langkah-langkah tertentu dan menetapkan jadwal pelaksanaan.

  6. Implementasi Tindakan Perbaikan: Guru melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Mereka memantau dan mengevaluasi efektivitas tindakan tersebut secara berkala, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.

  7. Evaluasi Hasil dan Pencapaian: Setelah tindakan perbaikan dilaksanakan, guru kembali mengumpulkan data untuk mengevaluasi hasilnya. Mereka membandingkan pencapaian siswa setelah implementasi tindakan perbaikan dengan sebelumnya, serta merenungkan pelajaran yang bisa dipetik untuk pembelajaran di masa depan.

Dengan melaksanakan penilaian kolaborasi dengan guru lain untuk menilai kemajuan belajar siswa, guru dapat memperoleh perspektif yang lebih luas, ide-ide baru, dan dukungan dari rekan kerja mereka. Ini membantu memastikan bahwa semua siswa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi belajar mereka secara maksimal.

SOAL CARA PENGARANG MENGUNGKAPKAN WATAK TOKOH

1. UNAS 2004/20005
    Bacalah penggalan berikut!
   Tuti bukanlah orang yang mudah kagum, yang mudah heran melihat sesuatu. Keisyaratan akan harga dirinya sangat besar. Ia tahu bahwa ia pandai dan cakap. Banyak yang akan dikerjakan dan dicapainya. Segala sesuatu diukurnya dari kecakapan sendiri. Oleh sebab itu, ia jarang memuji.
Watak Tuti diungkapkan dengan cara ....
   (A) penjelasan langsung
   (B) pendapat tokoh lain
   (C) pendeskripsian fisik
   (D) sikap tokoh
   (E) perasaan tokoh

2. UNAS 2003/2004

    “Pak Gi ini benar-benar seorang pejuang yang tak pernah melupakan cita-citanya .”
    “Cita-cita yang mana, Bu?”
    “Bahwa yang tak kalah penting dengan perang melawan penjajahan adalah perjuangan melawan           kemiskinan dan kebodohan, Lha, ini semua kan bukti keberhasilan beliau melawan kemiskinan?”
    “Ibu sendiri kenapa tidak mengikuti jejak Pak Gi?”
    “Sebagai mantan bagian dapur umum saya tetap berjuang terus, lho! Melawan Kelaparan....”
    (Kado Istimewa, Jujur Prananto)
    Penggambaran watak Pak Gi yang diungkapkan pengarang pada kutipan di atas melalui ....
    (A) ciri-ciri fisik tokoh
    (B) lingkungan sekitar tokoh
    (C) perbincangan tokoh lain
    (D) perasaan tokoh
    (E) reaksi tokoh-tokoh lain

LATIHAN SOAL CERPEN

Teks berikut untuk nomor 1,2,dan 3!
1.     Hanya 30 menit kemudian Nadira sudah hadir di ruang rapat, lebih segar dan sudah berganti baju.Tara tersenyum meski dia tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya. Nadira langsung duduk dihadapan Tara dan melirik ke kiri dan ke kanan.
“ Yang lain mana?”
“ Yang lain sedang liputan,Dir. Saya mau bicara…”
“ Oh…” Nadira terdiam beberapa saat.”Saya juga mau mengajukan satu permohonan ,Mas.”
“ Ya?”
“ Saya tahu, kita tak boleh memilih penugasan. Tapi hanya untuk minggu ini… saya minta tidak dilibatkan tim laporan utama.”
Dalam keadaan biasa, sang Kepala Biro akan memberi ceramah dua jam tentang filsafaf majalah Tera: bahwa siapa pun tidak boleh menolak penugasan yang diberikan. Tetapi setelah tiga tahun kematian ibu Nadira, Tara tak pernah melihat Nadira tersenyum atau menangis. Diam-diam Tara memperhatikan , Nadira sudah tak memiliki emosi.
(Leila S. Chudori, Tasbih)
Latar tempat dialog dalam kutipan itu terjadi di…
A.       Ruang rapat
B.       Ruang Nadira
C.       Ruang Tara
D.       Ruang ibu Nadira
E.       Sebuah kantor
2.     Cerpen di atas mengisahkan sesaat kehidupan pelaku yaitu saat Nadira… 
A.       terlambat datang ke kantor
B.       di kantor majalah Tera pagi hari
C.       liputan di luar kantor
D.       kehilangan ibunya
E.       membuat laporan utama
3.     Berdasarkan cara menyebut tokohnya, kutipan tersebut menggunakan sudut pandang…
A.       aku utama
B.       aku pengamat
C.       dia pengamat
D.       dia mahatahu
E.       dia terbatas

Teks berikut untuk nomor 4,5!
4.     Kami adalah para pendatang yang awalnya tidak saling mengenal. Rutinitas sehari- hari membuat sekedar kumpul-kumpul dengan tetangga sangat sulit. Tapi pohon kersen itu perlahan-lahan tumbuh subur. Kami menyiramnya dengan rutin. Sejak kecil memagarinya dengan kawat. Agar kambing yang lewat tidak memakannya. Padamulanya anak-anak yang kerap bermain di situ.Lama –lama para ibu yang awalnya hanya mengawasi mereka. Lalu menjadikannya sebagai tempat berkumpul yang menyenangkan. Kami akan tahu siapa yang sakit, siapa yang butuh pertolongan.Rangkaian pembicaraan di bawah pohon itu setiap hari berkembang kearah yang lebih besar.Terutama bagi diriku sendiri.Melalui kabar seorang tetangga yang berbicara di bawah pohon kersen itulah, aku akhirnya mendapat pekerjaan. Dia bercerita tentang lowongan pekerjaan di kantor suaminya.
(Horizon V,2010)
Kutipan cerita di atas secara garis besar sebenarnya mengisahkan...
A.       Ibu-ibu yang berkumpul di bawah pohon kersen.
B.       Anak-anak yang berkumpul di bawah pohon kersen.
C.       Warga yang menyayangi pohon kersen.
D.       Peran ganda pohon kersen di sebuah pemukiman
E.       Pembicaraan warga di bawah pohon kersen.
5.     Latar cerita yang paling kuat dalam kutipan di atas adalah...
A.       latar tempat
B.       latar waktu
C.       latar masyarakat
D.       latar budaya
E.       latar ekonomi

Teks berikut untuk nomor 6,7, dan 8!
6.     Petugas berhenti,Mbah Jaripah terdiam dengan mulut sedikit terbuka.
“ Semua dan siapa saja tidak boleh lagi berjualan di trotoar pinggiran jalan raya. Jelas ya Mbah?”
“ Ya.. Iya… Deen.”
Seperti menangkap kebingungan yang terpancar di wajah Mbah Jaripah, petugas itu memberi alasan tanpa diminta.
“ Kalau ingin jualan, di gang saja, jangan di pinggir jalan raya.”
“ Ya..Iya..Den.”
Petugas pergi, mobilnya berjalan mantap.Mbah Jaripah menata perlengkapannya dibantu Pak Ngadiman-tukang becak langganannya. Becak pun dikayuh menuju gang ke arah rumah Mbah Jaripah sebagaimana biasanya. Beberapa hari sesudah itu Mbah Jaripah tidak berjualan nasi. Banyak yang betanya; Kenapa? Di mana? Apakah sakit? Hingga pada suatu hari Mbah Jaripah berjualan lagi di sebuah gang sedikit ke arah timur dari tempat yang semula.
Pada hari pertama dan kedua sejak berjualan lagi, nasi tidak habis. Karena itu pada hari ketiga beras yang dimasak dikurangi. Apalagi dalam beberapa hari ini harga beras dengan mantap naik tanpa mau menoleh.Konon kenaikan ini disebabkan oleh dua hal yang bertentangan tetapi keduanya secara bulat mendukung sepenuhnya kenaikan harga beras. Yang pertama adalah bencana banjir yang dengan sangat bernafsu merusakbinasakan padi di sawah tanpa pandang bulu. Yang kedua, kemarau panjang. Yang termasuk hebat adalah antara banjir dan kemarau panjang yang bagai tanpa jarak. Tidak lama sesudah bencana banjir, hujan tak kunjung datang secara berkepanjangan. Keduanya seperti sepakat untuk membuat beras menjadi langka, yang artinya harga beras membubung.
( Subardi Agan, Sihir Air Mancur)
Hal yang dibahas dalam kutipan di atas adalah…
A.       Efek kenaikan harga bagi rakyat kecil.
B.       Larangan berjualan di pinggir jalan raya.
C.       Mahalnya harga beras.
D.       Bencana alam mengakibatkan harga beras mahal.
E.       Kemarau yang terlalu panjang.
7.     Majas personifikasi terdapat dalam kalimat berikut..
A.       Mbah Jaripah menata perlengkapannya dibantu Pak Ngadiman.
B.       Becak pun dikayuh menuju gang ke arah rumah Mbah Jaripah.
C.       Apalagi dalam beberapa hari ini harga beras dengan mantap naik tanpa mau menoleh.
D.       Yang termasuk hebat adalah datangnya banjir dan kemarau tanpa jarak.
E.       Tak lama sesudah banjir, hujan tak kunjung dating secara berkepanjangan.

Teks berikut untuk nomor 8,9,dan 10!
8.     Rahman duduk di trotoar jalan, memandang lesu pada monas yang menjulang tinggi di atasnya.Kotak kayu kecilnya tetap setia berada di sampingnya.
“ Ah,seandainya emas di puncak monas itu milikku, tentu hidupku tidak seperti ini,” gumamnya. Lamunannya melayang ke rumah besar di ujung jalan yang selalu ia kagumi setiap hari. Andaikata ia punya rumah sebesar itu, tentulah ia bisa membahagiakan laki-laki itu
Satu hal yang membingungkan, laki-laki itu tidak mau dipanggil bapak atau ayah. Dia selalu menghardiknya setiap kali dipanggil “Bapak”.Entah kenapa, padahal laki-laki itulah yang membesarkannya sejak kecil. Rahman tidak tahu siapa orangtuanya dan di mana mereka sekarang.Orang-orang bilang orangtuanya membuangnya saat masih bayi. Laki-laki itu membesarkannya dan memperlakukan layaknya ayah pada anak.
( Azizatus Suhailah, Jangan Panggil Aku Ayah)
Latar tempat yang ada dalam kutipan di atas adalah...
A.       di lapangan monas
B.       di trotoar jalan raya
C.       di rumah besar
D.       di ujung jalan
E.       di trotoar jalan sekitar monas
9.     Tema kutipan tersebut adalah...
A.       Kasihilah anak- anak yang bernasib seperti Rahman.
B.       Kebingungan Rahman atas sikap laki-laki yang membesarkannya.
C.       Kekaguman Rahman atas rumah besar di ujung jalan.
D.       Kasih sayang laki-laki kepada Rahman.
E.       Laki-laki yang selalu marah kepada Rahman.
10.  Amanat yang ada dalam kutipan di atas adalah...
A.       Kasihilah anak- anak yang bernasib seperti Rahman.
B.       Kebingungan Rahman atas sikap laki-laki yang membesarkannya.
C.       Kekaguman Rahman atas rumah besar di ujung jalan.
D.       Kasih sayang laki-laki kepada Rahman.
E.       Laki-laki yang selalu marah kepada Rahman.

Sumber : quipperschool.com