Pada tahun 1977 Mochtar Lubis seorang wartawan dan sastrawan menuliskan sebuah buku berjudul “Dalam Manusia Indonesia: Sebuah pertanggung jawab”. Dalam buku tersebut Mochtar Lubis membuat suatu kesimpulan sifat-sifat manusia Indonesia. Isi dari buku tersebut sampai sekarang masih bisa mendapatkan kebenarannya. Inilah 12 sifat negatif orang Indonesia menurut Mochtar Lubis
1. Hipokrit alias Munafik:
Lain di bibir lain di hati. Lain bicara lain pula tindakan. Berpura-pura, lain di muka – lain di belakang, merupakan sebuah ciri utama manusia Indonesia.
2. Enggan Bertanggung Jawab:
“Bukan urusan saya”. “Saya tidak tahu menahu tentang itu”. “Bukan salah saya itu”. Contoh tersebut merupakan kalimat yang cukup populer di mulut manusia Indonesia. Atasan menggeser tanggung jawab tentang suatu kegagalan pada bawahannya, dan bawahannya menggesernya ke yang lebih bawah lagi, dan demikian seterusnya. Akan tetapi jika merupakan suatu keberhasilan, maka mereka paling depan mengatakan, itu karena saya.
3. Berjiwa Feodal:
Mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan harus dihormati oleh yang dikuasai, yang kecil dan tanpa kekuasaan harus mengabdi kepada yang besar. Segala sesuatu yang berhubungan dengan yang berkuasa, juga harus dihormati oleh mereka yang di bawahnya, isteri bawahan harus menghormat isteri atasan, anak bawahan harus menomersatukan anak atasan, dan seterusnya. Sikap-sikap feodalisme ini dapat kita lihat dalam tatacara upacara resmi kenegaraan, dalam hubungan-hubungan organisasi kepegawaian (umpamanya jelas dicerminkan dalam susunan kepemimpinan organisasi-organisasi isteri pegawai-pegawai negeri dan angkatan bersenjata), dalam pencalonan isteri pembesar negeri dalam daftar pemilihan umum. Isteri komandan, isteri menteri otomatis jadi ketua, bukan berdasar kecakapan dan bakat leadership-nya, atau pengetahuan dan pengalamannya atau perhatian dan pengabdiannya.
4. Masih Percaya Takhyul:
Sampai sekarang orang Indonesia masih percaya hal-hal gaib dan hal-hal yang dianggap keramat. Orang Indonesia juga percaya dengan jimat, mantera jampi-jampi dan lain sebagainya. Orang Indonesia pun sangat tertarik dengan yang namanya ramalan sehingga seorang paranormal pun bisa menjadi selebriti dan sumber rujukan.
5. Artistik:
Ciri ini selalu memperlihatkan sesuatu yang indah, baik, bagus serta mempesonakan untuk dipandang. Ciri ini bisa mampu menyimpan atau menyembunyikan keadaan sebenarnya yang ada dalam hidupnya, jiwanya, kalbunya. Dia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaannya, dengan perasan-perasaan sensuilnya, Orang asing -turis mancanegara- paling senang menonton nuansa artistik manusia Indonesia ini, karena memang dipertontonkan oleh manusia Indonesia sendiri.
6. Watak yang Lemah:
Karakter kurang kuat. Manusia Indonesia kurang dapat mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya. Dia mudah, apalagi jika dipaksa, dan demi untuk ’survive’ bersedia mengubah keyakinannya.
7. Boros Lebih besar pasak daripada tiang.
Itu kadang sifat yang banyak merasuki orang Indonesia. Dia cenderung boros. Dia senang berpakaian bagus, memakai perhiasan, berpesta-pesta. Barang-barang bermerek selalu menjadi incaran orang Indonesia.
8. Lebih suka tidak bekerja keras
Mau kaya tapi enggan bekerja keras. Mau dapat gelar tapi ogah belajar. Itulah yang sering kita lihat di sekeliling kita. Gejalanya hari ini adalah cara-cara banyak orang ingin segera menjadi “miliuner seketika”, sehingga sering terjebak dengan penipuan dengan kedok investasi. Ada juga yang ingin mudah mendapat gelar sarjana sampai memalsukan atau membeli gelar sarjana, supaya segera dapat pangkat, dan dari kedudukan berpangkat cepat bisa menjadi kaya.
9. Manusia Indonesia Tukang Menggerutu
Hanya saja menggerutunya hanya beraninya di belakang orang yang dikeluhkan. Biasa mencari orang yang sepemahaman dengan dirinya.
10. Cepat Cemburu dan Dengki
Cemburu dan dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih maju dari dia. Akibatnya mereka mudah untuk menjatuhkan orang lain dengan intrik, fitnah, dan lain-lain. Ini sering disebut dengan penyakit SMS “Senang Melihat orang Susah, Susah Melihat orang Senang”.
11. Manusia Indonesia juga dapat dikatakan manusia sok
Kalau sudah berkuasa mudah mabuk berkuasa. Kalau kaya lalu mabuk harta, jadi rakus.
12. Manusia Indonesia juga manusia tukang tiru atau Plagiat
Suka meniru, sehingga di Indonesia ada istilah KW merujuk pada barang tiruan. Bahkan di lingkungan akademik pun tidak luput dari yang namanya plagiat. Sumber :http://umpalangkaraya.ac.id