RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Negeri 3
Tegowanu
Mata
Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Aspek :
Mendengarkan
Standar
Kompetensi : 13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.
Kopetensi
Dasar : 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja
(asli atau terjemahan) yang dibacakan
Indikator : 1. Mampu mendata
tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
2.
Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/ alasan yang logis
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi karakter tokoh novel
remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.
2. Materi Pembelajaran
Pengidentifikasian karakter
tokoh
3. Metode Pembelajaran
a.
Diskusi
b.
Tanya jawab
c.
Inkuiri
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
a.
Kegiatan awal
1. Guru mengadakan apersepsi
Membaca
novel merupakan usaha memperhalus budi. Dalam novel banyak hal yang bisa
dipakai sebagai alat untuk becermin. Karakter tokoh merupakan cermin agar kita
tidak memiliki karakter negatif. Alur memberi cermin agar kita bijaksana
menyikapi semua persoalan. Demikian pula unsur yang lain.
Sebagaimana
telah dikemukakan pada pembelajaran sebelumnya, novel sebagai salah satu karya
sastra memiliki unsur-unsur yang membangun, baik dari dalam (intrinsik) maupun
dari luar (ekstrinsik). Tentu kalian masih mengingatnya, bukan? Coba kalian
buka kembali mengenai unsur intrinsik sebuah karya sastra. Dari unsur intrinsik
tersebut, kita dapat membedah sebuah karya sastra, sehingga kita tahu secara
lebih mendalam mengenai karya tersebut. Berkenaan dengan karakter tokoh yang
terdapat pada novel, kalian dapat mengidentifikasikannya jika kalian membaca
novel secara utuh dan lengkap. Selain itu, kalian juga dapat memahami
unsur-unsur intrinsik yang ada.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
1. Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
2. Mampu mengidentifikasi karakter
tokoh disertai dengan bukti/alasan yang logis
3. Guru menyampaikan rencana kegiatan
Untuk
itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi
mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja yang dibacakan adalah (1) mendengarkan
pembacaan kutipan novel remaja; dan (2) menemukan karakter tokoh novel remaja
yang dibacakan.
b.
Kegitan Inti
1.
Siswa berkelompok 3
– 4 orang
2.
Siswa mendengarkan
pembacaan cuplikan novel
Mintalah seorang temanmu membacakan kutipan
sebuah novel yang kamu tentukan! Dengarkan baik-baik pembacaan temanmu itu!
Kemudian, catatlah hal-hal berikut sebagai pemandu ketika kamu sedang
mendengarkan pembacaan tersebut:
a. peristiwa yang ada dalam kutipan novel
yang kamu dengarkan;
b. tokoh yang ada dalam kutipan novel yang
kamu dengarkan;
c. pesan yang ingin disampaikan penulis
melalui peristiwa dalam novel yang kamu dengar;
Stasiun
Kereta
Mereka
turun dari kereta Oimachi di Stasiun Jiyugaoka. Mama menggandeng Tottochan
melewati pintu pemeriksaan karcis. Totto-chan yang jarang sekali naik kereta,
enggan mengulurkan karcisnya yang berharga. Ia memegangi karcisnya erat-erat.
“Bolehkah
aku menyimpannya?” Tottochan bertanya kepada petugas pengumpul karcis.
“Tidak boleh,” jawab petugas itu sambil
mengambil karcis dari tangannya.
Totto-chan
menunjuk kotak yang penuh dengan karcis. “Itu semua punyamu?”
“Bukan,
itu milik stasiun kereta,” jawab petugas itu sambil mengambil karcis dari
orang-orang yang keluar stasiun.
“Oh.” Totto-chan memandang kotak itu dengan
penuh minat, lalu melanjutkan, “Kalau sudah besar, aku mau jadi penjual karcis
kereta!”
Petugas
pengumpul karcis itu memandangnya untuk pertama kali. “Anak laki-lakiku juga
ingin bekerja di stasiun kereta. Mungkin nanti kalian bisa bekerja sama-sama.”
Totto-chan
bergeser, menjauh selangkah agar bisa memandang si petugas pengumpul karcis.
Laki-laki itu bertubuh gemuk berkacamata, dan kelihatannya berhati baik.
“Hmm.”
Totto - chan berkacak pinggang dan mempertimbangkan gagasan itu dengan
sungguh-sungguh. “Aku tak keberatan bekerja dengan anakmu,” katanya. “Aku akan
memikirkannya. Tapi sekarang aku sedang sibuk karena aku mau pergi ke sekolahku
yang baru.” Ia lari ke tempat Mama menunggu sambil berteriak, “Aku ingin jadi
penjual karcis!”
Mama
tidak kaget. Dia hanya berkata, “Kukira kau ingin jadi mata-mata.” Berjalan
sambil memegangi tangan Mama, Totto-chan ingat, sampai kemarin dia masih yakin
ingin menjadi mata-mata. Tapi asyik juga kalau harus mengurusi sekotak penuh
karcis kereta. “Aku tahu!” Gagasan hebat terlintas di kepalanya. Dia menengadah
memandang Mama, lalu berteriak keras-keras, “Bukankah aku bisa jadi penjual
karcis yang sebenarnya mata-mata?”
Mama
tidak menjawab. Wajah cantiknya yang ditudungi topi felt berhiaskan
bunga-bungaan mungil tampak serius. Sebenarnya Mama sangat cemas. Bagaimana
kalau sekolah baru itu tidak mau menerima Totto-chan? Dia memandang Totto-chan
yang melompat-lompat sepanjang jalan sambil berbicara pada dirinya sendiri.
Totto-chan tidak tahu Mama merasa khawatir.
Jadi
ketika mata mereka bersitatap, dia berkata riang, “Aku berubah pikiran. Aku
akan bergabung dengan kelompok pemusik jalanan yang selalu berkeliling sambil
mengiklankan toko-toko baru!”
Suara
Mama terdengar putus asa ketika berkata, “Ayo cepat! Kita bisa terlambat. Kita
tidak boleh membuat Kepala Sekolah menunggu. Jangan ceriwis. Perhatikan jalanmu
dan berjalanlah dengan benar.”
Di
depan mereka, di kejauhan, gerbang sebuah sekolah kecil mulai kelihatan. (Totto-chan:
Gadis Cilik di Jendela, Tetsuko Kuroyanagi)
3.
Siswa
berdiskusi kelompok
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Bukti/Alasan
|
1
|
Peristiwa apa yang
ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan
|
|
|
2
|
Siapa saja tokoh
yang ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan
|
|
|
3
|
ApapPesan yang
ingin disampaikan penulis melalui peristiwa dalam novel yang kamu dengar
|
|
|
4
|
Dialog dalam
novel yang kamu dengar!
|
|
|
4.
Siswa
menyampaikan hasil kerja kelompok
Dalam
memahami karakter tokoh dari sebuah novel yang diperdengarkan atau kalian
simak, kalian tentu harus dapat menyimak dengan baik. Dalam hal ini, kalian
harus benar-benar dapat menangkap isi cerita secara kronologis, detail, dan
lengkap, terutama pada bagian-bagian yang berkaitan dengan penokohan.
Pada dasarnya, dalam sebuah novel terdapat beberapa karakter
tokoh, yaitu berikut.
1. Karakter yang berkaitan dengan posisi; tokoh
utama, pembantu, tokoh biasa.
2. Karakter yang berkaitan dengan sifat; lembut,
kasar, pemarah, sabar, gegabah, dan lain-lain.
3. Karakter yang berkaitan dengan peran:
antagonis, protagonis, dan netral.
Berkenaan
dengan novel di atas, judul asli novel tersebut adalah Totto-chan: The
Little Girl at the Window, yang dialihbahasakan oleh Widya Kirana menjadi Totto-chan:
Gadis Cilik di Jendela. Berdasarkan kutipan novel di atas dapat diberikan
beberapa kesimpulan berkaitan dengan karakter tokoh yang ada. Secara implisit
(tersirat atau tidak dikemukakan langsung pada bacaan), karakter tokoh dalam
kutipan novel tersebut sebagai berikut.
1. Totto-chan: seorang bocah yang aktif, cerdas,
ingin banyak tahu, memiliki keinginan-keinginan pada hal-hal yang dianggap
menarik, serta sayang terhadap barang atau benda yang dianggapnya berharga.
Hal-hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan pada paragraf pertama, paragraf
14, dan lainnya.
2. Mama: seorang yang cantik, terlalu mudah
khawatir, perhatian, dan sedikit mudah putus asa. Hal tersebut dapat dilihat
dari beberapa paragraf menjelang akhir kutipan.
3. Tukang karcis: tegas dan perhatian, gemuk,
berkacamata, serta baik hati. Hal tersebut dapat dilihat pada awal cerita dan
pada paragraf 8.
c.
Kegiatan
Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi.
![]() |
1.
Bacalah sebuah novel!
2.
Tentukan tokoh dan karakter tokoh yang terdapat dalam novel
tersebut! Tunjukkanlah datanya!
No
|
Nama Tokoh
|
Karakter
|
Data/bukti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Tunjukkan contoh pengungkapan karakter tokoh yang dapat
disimpulkan berdasarkan perilaku tokoh dalam cerita!
5. Sumber belajar
1. Cuplikan novel/novel
2. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Contextual Teaching
and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono, …[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 109
b. Berbahasa
dan Bersastra Indonesia
2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor
Siti Aminah. — Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 126 - 129
6. Penilaian
a. Teknik :
Tes tulis
b. Bentuk instrumen : Tes uraian
c. Soal/Instrumen :
..
Uji Kemampuan
Simaklah petikan novel
berikut dengan cermat dan saksama!
Malam itu latihan dilakukan di Playhouse. Latihan terakhir sebelum
pementasan pertama, dan masih banyak yang harus kami kerjakan. Sepulang
sekolah, siswa laki-Iaki di kelas drama harus membawa semua properti panggung
dari ruang kelas ke truk sewaan untuk diangkut ke Playhouse.
Masalahnya adalah siswa laki-Iakinya hanya aku dan Eddie, dan
Eddie bukanlah orang yang indra-indranya terkoordinir dengan baik. Kami harus
melewati sebuah pintu, menggotong barang berat, dan postur Hoovillenya menjadi
kendala.
Pada setiap saat yang kritis ketika aku betul-betul memerlukan
bantuannya untuk menahan beban, ia akan tersandung debu atau seekor serangga di
lantai, sehingga latar properti panggung itu akan ditimpakan pada jari-jariku,
yang kemudian akan terjepit di kusen pintu dengan cara yang amat menyakitkan.
“S- s-sori,” kata Eddie.
“Sakit ... ya?” Jawabku dengan sengit, “Pokoknya jangan lakukan
itu lagi.”
Namun, Eddie tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak
tersandung-sandung lagi, sama seperti halnya ia tidak mampu mencegah turunnya
hujan. Pada saat kami selesai membongkar pasang semuanya, jemariku tampak
seperti jemari Toby, si tukang serabutan. Bagian terburuknya adalah, aku bahkan
tidak sempat makan sebelum latihan dimulai.
Memindah-mindahkan properti panggung itu telah menghabiskan waktu
tiga jam, dan kami baru selesai memasangnya kembali beberapa menit sebelum yang
lain tiba untuk mulai latihan.
Dengan semua kejadian yang berlangsung, hari itu, boleh dikatakan
suasana hatiku betul-betul tidak baik. Aku mengucapkan dialog-dialogku tanpa
konsentrasi, dan Miss Garber tidak sekali pun mengucapkan kata luar biasa
sepanjang malam. Matanya menunjukkan keprihatinan, namun Jamie hanya tersenyum
dan mengatakan padanya agar tidak khawatir, dan semuanya akan baik-baik saja.
Aku tahu Jamie cuma ingin mempermudah keadaan, tapi aku menolaknya
ketika ia memintaku mengantarnya pulang. Playhouse terletak di tengah-tengah kota, dan aku harus
berjalan ke arah yang berbeda dengan arah rumahku untuk mengantarnya pulang.
Selain itu, aku tidak ingin terlihat mengantarnya pulang lagi. Namun Miss
Garber kebetulan mendengar pembicaraan kami dan berkata dengan nada tegas,
bahwa aku akan menemaninya dengan senang hati.
“Kalian berdua bisa mengobrol tentang pementasan itu,” ujarnya.
“Mungkin kalian
bisa
melatih bagian-bagian yang masih kaku.”
Tentu saja, yang dimaksud kaku di sini adalah aku. Jadi sekali
lagi aku mengantar Jamie pulang, tapi ia pasti tahu bahwa aku sedang tidak
ingin berbicara karena aku melangkah sedikit lebih jauh di depannya. Kedua
tanganku di dalam saku, bahkan aku tidak menoleh ke belakang untuk melihat
apakah ia mengikutiku. Ini berlangsung selama berapa menit pertama, dan aku
tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya.
“Suasana hatimu sedang tidak baik, ya?” tanya Jamie akhirnya. “Kau
bahkan tidak berusaha malam ini.”
“Tidak ada yang luput dari perhatianmu, kan?” sahutku ketus tanpa menoleh ke
arahnya.
“Mungkin aku bisa membantu,” usulnya. Nadanya terdengar tulus,
yang membuatku jadi semakin kesal.
“Aku tidak yakin,” bentakku.
“Mungkin, kalau kau mau menceritakan padaku apa yang mengganjal
....”
Aku tidak membiarkan Jamie menyelesaikan capannya.
“Dengar,” kataku, seraya
berhenti dan berdiri berhadapan dengannya. “Aku menghabiskan waktu untuk
menggotong-gotong properti sialan itu. Aku belum makan sejak siang, dan sekarang aku harus berjalan ekstra
satu mil hanya untuk memastikan kau sampai di rumah, padahal kita sama-sama
tahu bahwa kau sebetulnya tidak memerlukanku untuk mengantar pulang.”
Baru pertama kali itulah aku menaikkan volume suaraku saat
berbicara dengannya. Terus terang,
rasanya lumayan menyenangkan. Aku sudah memendamnya sekian lama. Jamie tampak
sangat terkejut untuk menanggapi kemarahanku, dan aku terus melanjutkan. “Satu-satunya alasanku melakukan
ini adalah karena ayahmu, yang bahkan tidak menyukaiku. Semua ini betul-betul
konyol. Aku berharap tidak pernah setuju untuk melakukannya.”
“Kau cuma mengatakan semua ini karena kau tegang menghadapi
pementasan besok....”
Aku memotong ucapannya dengan gelengan kepalaku. Sekali aku sudah
mulai, kadang-kadang sulit bagiku untuk berhenti. Aku hanya mampu menghadapi
sikap optimis dan keceriaannya sampai di sini, dan ini bukan hari yang tepat
untuk mendesakku makin jauh.
“Kau masih juga belum
mengerti, ya?” tanyaku gusar.
“Aku sama sekali tidak
merasa tegang menghadapi pementasan. Aku cuma sedang tidak ingin berada di
sini. Aku tidak ingin mengantarmu pulang, aku tidak ingin teman-temanku terus
membicarakanku, dan aku tidak ingin menghabiskan waktu bersamamu. Kau terus
berlagak seakan kita berteman, tapi nyatanya tidak begitu. Kita tidak punya
hubungan apa-apa. Aku cuma ingin semua ini segera berakhir dan aku bisa kembali
ke kehidupan normalku.”
Jamie tampak sakit hati menerima luapan kemarahanku, dan
sejujurnya, aku tidak dapat menyalahkannya. (Kan Kukenang Selalu, Nicholas
Spark)
Kerjakanlah perintah soal
berikut dengan tepat dan benar di buku tugasmu!
1. Secara keseluruhan, ada
berapa tokohkah yang terlibat dalam petikan novel di atas? Sebutkan nama!
2. Jelaskan karakter
setiap tokoh dalam petikan novel tersebut yang berkaitan dengan kepribadian dan
watak! Sertakan data yang dapat kamu temukan dalam novel tersebut!
Penskoran
Soal
nomor 1 : Menuliskan 3-4 nama tokoh = skor 4
Menuliskan 2 nama tokoh
= skor 2
Menuliskan 1 nama tokoh
= skor 1
Soal
nomor 2 : menuliskan karakter 3-4 tokoh disertai data = skor 5
Menuliskan karakter 2 tokoh
disertai data = skor 3
Menuliskan 1 tokoh disertai data = skor 2
Tugas skor 6
Nilai akhir = Perolehan skor + tugas x 100
Skor maksimal (15)
Tegowanu, 15 Januari 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
H. Saerozi, S.Pd. Supriyadi, S.Pd.
NIP. 19650704 198803 1 013 NIP. 19710116 200501 1 008
melestarikan budaya adiluhung yang kita miliki.