Ar-Rahman

‏ الرَّحْمنُ (1 (Tuhan) Yang Maha Pemurah. 2) عَلَّمَ الْقُرْآنَ Yang telah mengajarkan Al Qur'an. 3) خَلَقَ الْإِنْسانَ Dia menciptakan manusia, 4) عَلَّمَهُ الْبَيانَ Mengajarnya pandai berbicara. 5) الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ بِحُسْبانٍ Matahari dan bulan ( beredar ) menurut perhitungan. وَ النَّجْمُ وَ الشَّجَرُ يَسْجُدانِ (6) Dan tumbuh- tumbuhan dan pohon-pohonan kedua- duanya tunduk kepada-Nya. وَ السَّماءَ رَفَعَها وَ وَضَعَ الْميزانَ (7) Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca ( keadilan ). أَلاَّ تَطْغَوْا فِي الْميزانِ (8) Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. وَ أَقيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَ لا تُخْسِرُوا الْميزانَ (9) Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. وَ الْأَرْضَ وَضَعَها لِلْأَنامِ (10) Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk ( Nya ). فيها فاكِهَةٌ وَ النَّخْلُ ذاتُ الْأَكْمامِ (11) Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.(11) وَ الْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَ الرَّيْحانُ (12) Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga- bunga yang harum baunya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (13) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. خَلَقَ الْإِنْسانَ مِنْ صَلْصالٍ كَالْفَخَّارِ (14) Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, وَ خَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مارِجٍ مِنْ نارٍ (15) Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (16) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَ رَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17) Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (18) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيانِ (19) Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu بَيْنَهُما بَرْزَخٌ لا يَبْغِيانِ (20) Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (21) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَ الْمَرْجانُ (22) Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (23) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لَهُ الْجَوارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلامِ (24) Dan kepunyaan-Nya lah bahtera- bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung- gunung. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (25) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كُلُّ مَنْ عَلَيْها فانٍ (26) Semua yang ada di bumi itu akan binasa. وَ يَبْقى‏ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (27) Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (28) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَسْئَلُهُ مَنْ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ في‏ شَأْنٍ (29) Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (30) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلانِ (31) Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (32) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطارِ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلاَّ بِسُلْطانٍ (33) Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus ( melintasi ) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (34) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُرْسَلُ عَلَيْكُما شُواظٌ مِنْ نارٍ وَ نُحاسٌ فَلا تَنْتَصِرانِ (35) Kepada kamu, ( jin dan manusia ) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri ( daripadanya ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (36) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّماءُ فَكانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهانِ (37) Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti ( kilapan ) minyak. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (38) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَيَوْمَئِذٍ لا يُسْئَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَ لا جَانٌّ (39) Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (40) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسيماهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّواصي‏ وَ الْأَقْدامِ (41) Orang- orang yang berdosa dikenal dengan tanda- tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (42) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هذِهِ جَهَنَّمُ الَّتي‏ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (43) Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang- orang berdosa. يَطُوفُونَ بَيْنَها وَ بَيْنَ حَميمٍ آنٍ (44) Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (45) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لِمَنْ خافَ مَقامَ رَبِّهِ جَنَّتانِ (46) Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (47) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. ذَواتا أَفْنانٍ (48) Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (49) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ تَجْرِيانِ (50) Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (51) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما مِنْ كُلِّ فاكِهَةٍ زَوْجانِ (52) Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (53) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ فُرُشٍ بَطائِنُها مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَ جَنَى الْجَنَّتَيْنِ دانٍ (54) Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat ( dipetik ) dari dekat. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (55) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ قاصِراتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (56) Di dalam surga itu ada bidadari- bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (57) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كَأَنَّهُنَّ الْياقُوتُ وَ الْمَرْجانُ (58) Seakan- akan bidadari itu permata yakut dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (59) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هَلْ جَزاءُ الْإِحْسانِ إِلاَّ الْإِحْسانُ (60) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan ( pula ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (61) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ مِنْ دُونِهِما جَنَّتانِ (62) Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (63) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, مُدْهامَّتانِ (64) Kedua surga itu ( kelihatan ) hijau tua warnanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (65) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ نَضَّاخَتانِ (66) Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (67) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما فاكِهَةٌ وَ نَخْلٌ وَ رُمَّانٌ (68) Di dalam keduanya ada (macam- macam ) buah-buahan dan kurma serta delima. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (69) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ خَيْراتٌ حِسانٌ (70) Di dalam surga- surga itu ada bidadari- bidadari yang baik- baik lagi cantik- cantik. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (71) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. حُورٌ مَقْصُوراتٌ فِي الْخِيامِ (72) (Bidadari- bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (73) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (74) Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (75) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَ عَبْقَرِيٍّ حِسانٍ (76) Mereka bertelekan pada bantal- bantal yang hijau dan permadani- permadani yang indah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (77) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. تَبارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (78) Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
Sesungguhnya surga itu memiliki banyak pintu, salah satunya disebut AR-RAYYAN artinya 'Basah melimpah'. Nanti akan dipanggilah pada hari kiamat "wahai mana orang-orang yang berpuasa?" lalu bila orang terakhir dari mereka telah masuk ke dalam pintu tersebut, maka pintu itu pun ditutuplah (Sabda Nabi Muhammad SAW. HR Bukhari dan Muslim) Apakah tabungan puasa kita yang telah terkumpul dari tahun ke tahun itu cukup untuk membuka AR-RAYYAN, salah satu pintu surga yang termasyur itu? Tentu hanya Tuhan yang tahu. Tapi setidakknya kita harus yakin dahulu.

RPP Bahasa Indonesia 8 KD 13.1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                                  : SMP Negeri 3 Tegowanu
Mata Pelajaran                     : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester                     : VIII/2
Aspek                                     : Mendengarkan
Standar Kompetensi          : 13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.
Kopetensi Dasar              : 13.1 Mengiden­tifikasi karak­ter tokoh no­vel remaja (asli atau ter­jemahan) yang dibaca­kan
Indikator                              : 1. Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
            2. Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/ alasan yang logis
Alokasi Waktu                    : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

1.  Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengiden­tifikasi karak­ter tokoh no­vel remaja (asli atau ter­jemahan) yang dibaca­kan.

2.  Materi Pembelajaran
Pengidentifikasian karakter tokoh

3.  Metode Pembelajaran
a.                   Diskusi
b.                   Tanya jawab
c.                   Inkuiri

4.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.                                           Kegiatan awal
1.      Guru mengadakan apersepsi
Membaca novel merupakan usaha memperhalus budi. Dalam novel banyak hal yang bisa dipakai sebagai alat untuk becermin. Karakter tokoh merupakan cermin agar kita tidak memiliki karakter negatif. Alur memberi cermin agar kita bijaksana menyikapi semua persoalan. Demikian pula unsur yang lain.
               Sebagaimana telah dikemukakan pada pembelajaran sebelumnya, novel sebagai salah satu karya sastra memiliki unsur-unsur yang membangun, baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Tentu kalian masih mengingatnya, bukan? Coba kalian buka kembali mengenai unsur intrinsik sebuah karya sastra. Dari unsur intrinsik tersebut, kita dapat membedah sebuah karya sastra, sehingga kita tahu secara lebih mendalam mengenai karya tersebut. Berkenaan dengan karakter tokoh yang terdapat pada novel, kalian dapat mengidentifikasikannya jika kalian membaca novel secara utuh dan lengkap. Selain itu, kalian juga dapat memahami unsur-unsur intrinsik yang ada. 
2.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
1. Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel
 2. Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/alasan yang logis
3.      Guru menyampaikan rencana kegiatan
Untuk itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja yang dibacakan adalah (1) mendengarkan pembacaan kutipan novel remaja; dan (2) menemukan karakter tokoh novel remaja yang dibacakan.

b.                                           Kegitan Inti
1.      Siswa berkelompok 3 – 4 orang
2.      Siswa mendengarkan pembacaan cuplikan novel
 Mintalah seorang temanmu membacakan kutipan sebuah novel yang kamu tentukan! Dengarkan baik-baik pembacaan temanmu itu! Kemudian, catatlah hal-hal berikut sebagai pemandu ketika kamu sedang mendengarkan pembacaan tersebut:
a. peristiwa yang ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan;
b. tokoh yang ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan;
c. pesan yang ingin disampaikan penulis melalui peristiwa dalam novel yang kamu dengar;


Stasiun Kereta
Mereka turun dari kereta Oimachi di Stasiun Jiyugaoka. Mama menggandeng Tottochan melewati pintu pemeriksaan karcis. Totto-chan yang jarang sekali naik kereta, enggan mengulurkan karcisnya yang berharga. Ia memegangi karcisnya erat-erat.
“Bolehkah aku menyimpannya?” Tottochan bertanya kepada petugas pengumpul karcis.
 “Tidak boleh,” jawab petugas itu sambil mengambil karcis dari tangannya.
Totto-chan menunjuk kotak yang penuh dengan karcis. “Itu semua punyamu?”
“Bukan, itu milik stasiun kereta,” jawab petugas itu sambil mengambil karcis dari orang-orang yang keluar stasiun.
 “Oh.” Totto-chan memandang kotak itu dengan penuh minat, lalu melanjutkan, “Kalau sudah besar, aku mau jadi penjual karcis kereta!”
Petugas pengumpul karcis itu memandangnya untuk pertama kali. “Anak laki-lakiku juga ingin bekerja di stasiun kereta. Mungkin nanti kalian bisa bekerja sama-sama.”
Totto-chan bergeser, menjauh selangkah agar bisa memandang si petugas pengumpul karcis. Laki-laki itu bertubuh gemuk berkacamata, dan kelihatannya berhati baik.
“Hmm.” Totto - chan berkacak pinggang dan mempertimbangkan gagasan itu dengan sungguh-sungguh. “Aku tak keberatan bekerja dengan anakmu,” katanya. “Aku akan memikirkannya. Tapi sekarang aku sedang sibuk karena aku mau pergi ke sekolahku yang baru.” Ia lari ke tempat Mama menunggu sambil berteriak, “Aku ingin jadi penjual karcis!”
Mama tidak kaget. Dia hanya berkata, “Kukira kau ingin jadi mata-mata.” Berjalan sambil memegangi tangan Mama, Totto-chan ingat, sampai kemarin dia masih yakin ingin menjadi mata-mata. Tapi asyik juga kalau harus mengurusi sekotak penuh karcis kereta. “Aku tahu!” Gagasan hebat terlintas di kepalanya. Dia menengadah memandang Mama, lalu berteriak keras-keras, “Bukankah aku bisa jadi penjual karcis yang sebenarnya mata-mata?”
Mama tidak menjawab. Wajah cantiknya yang ditudungi topi felt berhiaskan bunga-bungaan mungil tampak serius. Sebenarnya Mama sangat cemas. Bagaimana kalau sekolah baru itu tidak mau menerima Totto-chan? Dia memandang Totto-chan yang melompat-lompat sepanjang jalan sambil berbicara pada dirinya sendiri. Totto-chan tidak tahu Mama merasa khawatir.
Jadi ketika mata mereka bersitatap, dia berkata riang, “Aku berubah pikiran. Aku akan bergabung dengan kelompok pemusik jalanan yang selalu berkeliling sambil mengiklankan toko-toko baru!”
Suara Mama terdengar putus asa ketika berkata, “Ayo cepat! Kita bisa terlambat. Kita tidak boleh membuat Kepala Sekolah menunggu. Jangan ceriwis. Perhatikan jalanmu dan berjalanlah dengan benar.”
Di depan mereka, di kejauhan, gerbang sebuah sekolah kecil mulai kelihatan. (Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela, Tetsuko Kuroyanagi)
3.      Siswa berdiskusi kelompok
No
Pertanyaan
Jawaban
Bukti/Alasan
1
Peristiwa apa yang ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan


2
Siapa saja tokoh yang ada dalam kutipan novel yang kamu dengarkan


3
ApapPesan yang ingin disampaikan penulis melalui peristiwa dalam novel yang kamu dengar


4
Dialog dalam novel yang kamu dengar!




4.      Siswa menyampaikan hasil kerja  kelompok
Dalam memahami karakter tokoh dari sebuah novel yang diperdengarkan atau kalian simak, kalian tentu harus dapat menyimak dengan baik. Dalam hal ini, kalian harus benar-benar dapat menangkap isi cerita secara kronologis, detail, dan lengkap, terutama pada bagian-bagian yang berkaitan dengan penokohan.

Pada dasarnya, dalam sebuah novel terdapat beberapa karakter tokoh, yaitu berikut.
1.     Karakter yang berkaitan dengan posisi; tokoh utama, pembantu, tokoh biasa.
2.     Karakter yang berkaitan dengan sifat; lembut, kasar, pemarah, sabar, gegabah, dan lain-lain.
3.     Karakter yang berkaitan dengan peran: antagonis, protagonis, dan netral.
Berkenaan dengan novel di atas, judul asli novel tersebut adalah Totto-chan: The Little Girl at the Window, yang dialihbahasakan oleh Widya Kirana menjadi Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela. Berdasarkan kutipan novel di atas dapat diberikan beberapa kesimpulan berkaitan dengan karakter tokoh yang ada. Secara implisit (tersirat atau tidak dikemukakan langsung pada bacaan), karakter tokoh dalam kutipan novel tersebut sebagai berikut.
1.  Totto-chan: seorang bocah yang aktif, cerdas, ingin banyak tahu, memiliki keinginan-keinginan pada hal-hal yang dianggap menarik, serta sayang terhadap barang atau benda yang dianggapnya berharga. Hal-hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan pada paragraf pertama, paragraf 14, dan lainnya.
2.  Mama: seorang yang cantik, terlalu mudah khawatir, perhatian, dan sedikit mudah putus asa. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa paragraf menjelang akhir kutipan.
3.   Tukang karcis: tegas dan perhatian, gemuk, berkacamata, serta baik hati. Hal tersebut dapat dilihat pada awal cerita dan pada paragraf 8.

c.                                           Kegiatan Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi.











Flowchart: Punched Tape: TAGIHAN
 



1.      Bacalah sebuah novel!
2.      Tentukan tokoh dan karakter tokoh yang terdapat dalam novel tersebut! Tunjukkanlah datanya!
No
Nama Tokoh
Karakter
Data/bukti












3.      Tunjukkan contoh pengungkapan karakter tokoh yang dapat disimpulkan berdasarkan perilaku tokoh dalam cerita!

5.  Sumber belajar
1.    Cuplikan novel/novel
2.    Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
a.   Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono, …[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 109
b.   Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 126 - 129

6.  Penilaian
a. Teknik                                     : Tes tulis
b. Bentuk instrumen      : Tes uraian
c. Soal/Instrumen                       : ..


Uji Kemampuan
Simaklah petikan novel berikut dengan cermat dan saksama!

Malam itu latihan dilakukan di Playhouse. Latihan terakhir sebelum pementasan pertama, dan masih banyak yang harus kami kerjakan. Sepulang sekolah, siswa laki-Iaki di kelas drama harus membawa semua properti panggung dari ruang kelas ke truk sewaan untuk diangkut ke Playhouse.
Masalahnya adalah siswa laki-Iakinya hanya aku dan Eddie, dan Eddie bukanlah orang yang indra-indranya terkoordinir dengan baik. Kami harus melewati sebuah pintu, menggotong barang berat, dan postur Hoovillenya menjadi kendala.
Pada setiap saat yang kritis ketika aku betul-betul memerlukan bantuannya untuk menahan beban, ia akan tersandung debu atau seekor serangga di lantai, sehingga latar properti panggung itu akan ditimpakan pada jari-jariku, yang kemudian akan terjepit di kusen pintu dengan cara yang amat menyakitkan.
“S- s-sori,” kata Eddie.
“Sakit ... ya?” Jawabku dengan sengit, “Pokoknya jangan lakukan itu lagi.”
Namun, Eddie tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak tersandung-sandung lagi, sama seperti halnya ia tidak mampu mencegah turunnya hujan. Pada saat kami selesai membongkar pasang semuanya, jemariku tampak seperti jemari Toby, si tukang serabutan. Bagian terburuknya adalah, aku bahkan tidak sempat makan sebelum latihan dimulai.
Memindah-mindahkan properti panggung itu telah menghabiskan waktu tiga jam, dan kami baru selesai memasangnya kembali beberapa menit sebelum yang lain tiba untuk mulai latihan.
Dengan semua kejadian yang berlangsung, hari itu, boleh dikatakan suasana hatiku betul-betul tidak baik. Aku mengucapkan dialog-dialogku tanpa konsentrasi, dan Miss Garber tidak sekali pun mengucapkan kata luar biasa sepanjang malam. Matanya menunjukkan keprihatinan, namun Jamie hanya tersenyum dan mengatakan padanya agar tidak khawatir, dan semuanya akan baik-baik saja.
Aku tahu Jamie cuma ingin mempermudah keadaan, tapi aku menolaknya ketika ia memintaku mengantarnya pulang. Playhouse terletak di tengah-tengah kota, dan aku harus berjalan ke arah yang berbeda dengan arah rumahku untuk mengantarnya pulang. Selain itu, aku tidak ingin terlihat mengantarnya pulang lagi. Namun Miss Garber kebetulan mendengar pembicaraan kami dan berkata dengan nada tegas, bahwa aku akan menemaninya dengan senang hati.
“Kalian berdua bisa mengobrol tentang pementasan itu,” ujarnya. “Mungkin kalian
bisa melatih bagian-bagian yang masih kaku.”
Tentu saja, yang dimaksud kaku di sini adalah aku. Jadi sekali lagi aku mengantar Jamie pulang, tapi ia pasti tahu bahwa aku sedang tidak ingin berbicara karena aku melangkah sedikit lebih jauh di depannya. Kedua tanganku di dalam saku, bahkan aku tidak menoleh ke belakang untuk melihat apakah ia mengikutiku. Ini berlangsung selama berapa menit pertama, dan aku tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya.
“Suasana hatimu sedang tidak baik, ya?” tanya Jamie akhirnya. “Kau bahkan tidak berusaha malam ini.”
“Tidak ada yang luput dari perhatianmu, kan?” sahutku ketus tanpa menoleh ke arahnya.
“Mungkin aku bisa membantu,” usulnya. Nadanya terdengar tulus, yang membuatku jadi semakin kesal.
“Aku tidak yakin,” bentakku.
“Mungkin, kalau kau mau menceritakan padaku apa yang mengganjal ....”
Aku tidak membiarkan Jamie menyelesaikan  capannya.
 “Dengar,” kataku, seraya berhenti dan berdiri berhadapan dengannya. “Aku menghabiskan waktu untuk menggotong-gotong properti sialan itu. Aku belum makan sejak  siang, dan sekarang aku harus berjalan ekstra satu mil hanya untuk memastikan kau sampai di rumah, padahal kita sama-sama tahu bahwa kau sebetulnya tidak memerlukanku untuk mengantar pulang.”
Baru pertama kali itulah aku menaikkan volume suaraku saat berbicara dengannya.  Terus terang, rasanya lumayan menyenangkan. Aku sudah memendamnya sekian lama. Jamie tampak sangat terkejut untuk menanggapi kemarahanku, dan aku terus  melanjutkan. “Satu-satunya alasanku melakukan ini adalah karena ayahmu, yang bahkan tidak menyukaiku. Semua ini betul-betul konyol. Aku berharap tidak pernah setuju untuk melakukannya.”
“Kau cuma mengatakan semua ini karena kau tegang menghadapi pementasan besok....”
Aku memotong ucapannya dengan gelengan kepalaku. Sekali aku sudah mulai, kadang-kadang sulit bagiku untuk berhenti. Aku hanya mampu menghadapi sikap optimis dan keceriaannya sampai di sini, dan ini bukan hari yang tepat untuk mendesakku makin jauh.
 “Kau masih juga belum mengerti, ya?” tanyaku gusar.
 “Aku sama sekali tidak merasa tegang menghadapi pementasan. Aku cuma sedang tidak ingin berada di sini. Aku tidak ingin mengantarmu pulang, aku tidak ingin teman-temanku terus membicarakanku, dan aku tidak ingin menghabiskan waktu bersamamu. Kau terus berlagak seakan kita berteman, tapi nyatanya tidak begitu. Kita tidak punya hubungan apa-apa. Aku cuma ingin semua ini segera berakhir dan aku bisa kembali ke kehidupan normalku.”
Jamie tampak sakit hati menerima luapan kemarahanku, dan sejujurnya, aku tidak dapat menyalahkannya. (Kan Kukenang Selalu, Nicholas Spark)

Kerjakanlah perintah soal berikut dengan tepat dan benar di buku tugasmu!
1. Secara keseluruhan, ada berapa tokohkah yang terlibat dalam petikan novel di atas? Sebutkan nama!
2. Jelaskan karakter setiap tokoh dalam petikan novel tersebut yang berkaitan dengan kepribadian dan watak! Sertakan data yang dapat kamu temukan dalam novel tersebut!

Penskoran
Soal nomor 1  : Menuliskan 3-4 nama tokoh   = skor 4
                                      Menuliskan 2    nama tokoh   = skor 2
                                      Menuliskan 1    nama tokoh   = skor 1










Soal nomor 2 : menuliskan karakter 3-4 tokoh disertai data = skor 5
                                    Menuliskan karakter 2 tokoh disertai data     = skor 3
                                    Menuliskan 1 tokoh disertai data                    = skor 2
Tugas   skor 6

Nilai akhir   = Perolehan skor + tugas  x 100
                                        Skor maksimal (15)
Tegowanu,  15 Januari 2012
Mengetahui                                                                          
Kepala Sekolah                                        Guru Mata Pelajaran


H. Saerozi, S.Pd.                                      Supriyadi, S.Pd.
NIP. 19650704 198803 1 013                    NIP. 19710116 200501 1 008


melestarikan budaya adiluhung yang kita miliki.