Ar-Rahman

‏ الرَّحْمنُ (1 (Tuhan) Yang Maha Pemurah. 2) عَلَّمَ الْقُرْآنَ Yang telah mengajarkan Al Qur'an. 3) خَلَقَ الْإِنْسانَ Dia menciptakan manusia, 4) عَلَّمَهُ الْبَيانَ Mengajarnya pandai berbicara. 5) الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ بِحُسْبانٍ Matahari dan bulan ( beredar ) menurut perhitungan. وَ النَّجْمُ وَ الشَّجَرُ يَسْجُدانِ (6) Dan tumbuh- tumbuhan dan pohon-pohonan kedua- duanya tunduk kepada-Nya. وَ السَّماءَ رَفَعَها وَ وَضَعَ الْميزانَ (7) Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca ( keadilan ). أَلاَّ تَطْغَوْا فِي الْميزانِ (8) Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. وَ أَقيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَ لا تُخْسِرُوا الْميزانَ (9) Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. وَ الْأَرْضَ وَضَعَها لِلْأَنامِ (10) Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk ( Nya ). فيها فاكِهَةٌ وَ النَّخْلُ ذاتُ الْأَكْمامِ (11) Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.(11) وَ الْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَ الرَّيْحانُ (12) Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga- bunga yang harum baunya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (13) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. خَلَقَ الْإِنْسانَ مِنْ صَلْصالٍ كَالْفَخَّارِ (14) Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, وَ خَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مارِجٍ مِنْ نارٍ (15) Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (16) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَ رَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17) Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (18) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيانِ (19) Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu بَيْنَهُما بَرْزَخٌ لا يَبْغِيانِ (20) Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (21) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَ الْمَرْجانُ (22) Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (23) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لَهُ الْجَوارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلامِ (24) Dan kepunyaan-Nya lah bahtera- bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung- gunung. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (25) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كُلُّ مَنْ عَلَيْها فانٍ (26) Semua yang ada di bumi itu akan binasa. وَ يَبْقى‏ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (27) Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (28) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يَسْئَلُهُ مَنْ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ في‏ شَأْنٍ (29) Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (30) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلانِ (31) Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (32) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطارِ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلاَّ بِسُلْطانٍ (33) Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus ( melintasi ) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (34) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُرْسَلُ عَلَيْكُما شُواظٌ مِنْ نارٍ وَ نُحاسٌ فَلا تَنْتَصِرانِ (35) Kepada kamu, ( jin dan manusia ) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri ( daripadanya ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (36) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّماءُ فَكانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهانِ (37) Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti ( kilapan ) minyak. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (38) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فَيَوْمَئِذٍ لا يُسْئَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَ لا جَانٌّ (39) Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (40) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسيماهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّواصي‏ وَ الْأَقْدامِ (41) Orang- orang yang berdosa dikenal dengan tanda- tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (42) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هذِهِ جَهَنَّمُ الَّتي‏ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (43) Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang- orang berdosa. يَطُوفُونَ بَيْنَها وَ بَيْنَ حَميمٍ آنٍ (44) Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (45) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ لِمَنْ خافَ مَقامَ رَبِّهِ جَنَّتانِ (46) Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (47) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. ذَواتا أَفْنانٍ (48) Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (49) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ تَجْرِيانِ (50) Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (51) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما مِنْ كُلِّ فاكِهَةٍ زَوْجانِ (52) Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (53) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ فُرُشٍ بَطائِنُها مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَ جَنَى الْجَنَّتَيْنِ دانٍ (54) Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat ( dipetik ) dari dekat. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (55) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ قاصِراتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (56) Di dalam surga itu ada bidadari- bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (57) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. كَأَنَّهُنَّ الْياقُوتُ وَ الْمَرْجانُ (58) Seakan- akan bidadari itu permata yakut dan marjan. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (59) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. هَلْ جَزاءُ الْإِحْسانِ إِلاَّ الْإِحْسانُ (60) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan ( pula ). فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (61) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. وَ مِنْ دُونِهِما جَنَّتانِ (62) Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (63) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, مُدْهامَّتانِ (64) Kedua surga itu ( kelihatan ) hijau tua warnanya. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (65) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما عَيْنانِ نَضَّاخَتانِ (66) Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (67) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِما فاكِهَةٌ وَ نَخْلٌ وَ رُمَّانٌ (68) Di dalam keduanya ada (macam- macam ) buah-buahan dan kurma serta delima. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (69) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. فيهِنَّ خَيْراتٌ حِسانٌ (70) Di dalam surga- surga itu ada bidadari- bidadari yang baik- baik lagi cantik- cantik. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (71) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. حُورٌ مَقْصُوراتٌ فِي الْخِيامِ (72) (Bidadari- bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (73) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لا جَانٌّ (74) Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka ( penghuni- penghuni surga yang menjadi suami mereka ) dan tidak pula oleh jin. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (75) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. مُتَّكِئينَ عَلى‏ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَ عَبْقَرِيٍّ حِسانٍ (76) Mereka bertelekan pada bantal- bantal yang hijau dan permadani- permadani yang indah. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (77) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. تَبارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ (78) Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
Sesungguhnya surga itu memiliki banyak pintu, salah satunya disebut AR-RAYYAN artinya 'Basah melimpah'. Nanti akan dipanggilah pada hari kiamat "wahai mana orang-orang yang berpuasa?" lalu bila orang terakhir dari mereka telah masuk ke dalam pintu tersebut, maka pintu itu pun ditutuplah (Sabda Nabi Muhammad SAW. HR Bukhari dan Muslim) Apakah tabungan puasa kita yang telah terkumpul dari tahun ke tahun itu cukup untuk membuka AR-RAYYAN, salah satu pintu surga yang termasyur itu? Tentu hanya Tuhan yang tahu. Tapi setidakknya kita harus yakin dahulu.

RPP Bahasa Indonesia 8 KD 13.2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah
:
SMP Negeri 3 Tegowanu
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
:
VIII/2
Aspek
:
Mendengarkan
Standar Kompetensi
:
13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan (disiplin, kerja keras, demokratis, tanggung jawab)
Kopetensi Dasar 
:
13.2 Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an)   yang dibacakan.
Indikator  
:
13.2.1 Mampu menyimpulkan tema  cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan


13.2.2 Mampu mendata latar-latar yang ada dalam cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Alokasi Waktu
:
4 x 40 menit (2 x pertemuan)

1.      Tujuan Pembelajaran
Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an) yang dibacakan.

2.       Materi Pembelajaran
Penjelasan tema dan latar novel

3.      Metode Pembelajaran
a.                                                                         Tanya Jawab
b.                                                                         Ceramah
c.                                                                          Diskusi
d.                                                                         Penugasan

4.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.   Oval: PPendahuluan (5 menit) (disiplin)
1.         Berdoa, salam, mendata kehadiran siswa, dan memotivasi siswa mengikuti proses pembelajaran
2.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an) yang dibacakan. Melalui pembelajaran menyimak, kamu juga sudah berlatih mengenali karakter tokoh novel. Pada pembelajaran berikut ini, kamu diajak untuk mampu menjelaskan tema dan latar novel remaja asli Indonesia atau terjemahan melalui kegiatan mendengarkan.
3.         Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran
Untuk mendukung kegiatan itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menjelaskan tema dan latar novel remaja yang diperdengarkan adalah (1) menemukan tema novel; dan (2) menemukan latar novel.
b.   Kegiatan inti
Oval: E Eksplorasi (5 menit) (kerja keras, berbudi)
Guru mengadakan apersepsi
Membaca novel merupakan usaha memperhalus budi. Dalam novel banyak hal yang bisa dipakai sebagai alat untuk becermin. Karakter tokoh merupakan cermin agar kita tidak memiliki karakter negatif. Alur memberi cermin agar kita bijaksana menyikapi semua persoalan. Demikian pula unsur yang lain.
Oval: EElaborasi (20 menit) (kerja keras)
1.       Siswa berkelompok 3-4 orang.
2.       Siswa menerima LEMBAR KERJA 13.2.1
3.      Siswa mendengarkan pembacaan cuplikan novel remaja (Lampiran 1)
Berita dapat dibacakan guru atau siswa yang ditunjuk.
Pada kesempatan ini, temanmu akan membacakan sebuah novel remaja. Kamu akan belajar untuk menemukan tema novel tersebut. Nah, sebelumnya, marilah berlatih untuk menemukan tema sebuah novel dari penggalan novel berikut!
Dalam menjelaskan tema dan latar novel yang telah kalian simak, kalian perlu memerhatikan langkah-langkah berikut.
1. Menyimak dengan konsentrasi, cermat, dan teliti.
2. Memahami inti cerita yang dapat ditangkap secara utuh.
3. Memerhatikan unsur-unsur intrinsik cerita, terutama berkenaan dengan tema dan latar.

Oval: K

Konfirmasi (40 menit) (demokratis, tanggung jawab)
1.      Kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Minimal 2 kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok untuk pembanding.
2.      Kelompok lain yang tidak menyampaikan hasil kerja kelompok menanggapi presentasi temannya.
3.      Diskusi kelas menyimpulkan pokok-pokok berita dan penulisan rangkuman berdasarkan pokok-pokok berita.


 



























c.   Oval: R

Refleksi (10 menit) (tanggung jawab)
1.      Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para siswa apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2.      Tanyakan kepada para siswa Apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a)         Apa tema itu?
b)         Dapatkah saya menentukan tema suatu cerita yang saya dengarkan atau baca?
c)         Apakah saya dapat menemukan latar suatu cerita?
3.      Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menuliskan hasil belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.


Pertemuan kedua
a.   Oval: PPendahuluan (5 menit) (disiplin)
1.         Berdoa, salam, mendata kehadiran siswa, dan memotivasi siswa mengikuti proses pembelajaran
2.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an) yang dibacakan. Melalui pembelajaran menyimak, kamu juga sudah berlatih mengenali karakter tokoh novel. Pada pembelajaran berikut ini, kamu diajak untuk mampu menjelaskan tema dan latar novel remaja asli Indonesia atau terjemahan melalui kegiatan mendengarkan.
3.         Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran
Untuk mendukung kegiatan itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menjelaskan tema dan latar novel remaja yang diperdengarkan adalah (1) menemukan tema novel; dan (2) menemukan latar novel.

b.   Kegiatan inti
Oval: E Eksplorasi (5 menit) (disiplin, kerja keras)
Guru mengadakan apersepsi
Membaca novel merupakan usaha memperhalus budi. Dalam novel banyak hal yang bisa dipakai sebagai alat untuk becermin. Karakter tokoh merupakan cermin agar kita tidak memiliki karakter negatif. Alur memberi cermin agar kita bijaksana menyikapi semua persoalan. Demikian pula unsur yang lain.
Oval: EElaborasi (20 menit) (kerja keras, kreatif)
1.       Siswa berkelompok 3-4 orang.
2.       Siswa menerima LEMBAR KERJA 13.2.2
3.       Siswa mendengarkan pembacaan cuplikan novel remaja terjemahan
(Lampiran 2)

Oval: K

Konfirmasi (40 menit) (demokratis, tanggung jawab)
1.         Kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Minimal 2 kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok untuk pembanding.
2.         Kelompok lain yang tidak menyampaikan hasil kerja kelompok menanggapi presentasi temannya.
3.         Diskusi kelas menyimpulkan pokok-pokok berita dan penulisan rangkuman berdasarkan pokok-pokok berita.

c.   Oval: R

Refleksi (10 menit) (tanggung jawab)
1.         Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para siswa apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2.         Tanyakan kepada para siswa Apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a)      Apa tema itu?
b)      Dapatkah saya menentukan tema suatu cerita yang saya dengarkan atau baca?
c)      Apakah saya dapat menemukan latar suatu cerita?
3.         Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menuliskan hasil belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.



5.      Sumber Pembelajaran
a.     Novel
b.     Buku pelajaran
1.   Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono, …[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 109
2.   Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Halaman 126 - 129

6.      Penilaian
a. Teknik                            : Tes tulis
b. Bentuk instrumen : Tes uraian
c. Soal/Instrumen                : ..

Simaklah penggalan novel berikut ini!

Marcus sulit membiasakan diri dengan kenyataan bahwa musim dingin sudah berakhir. Cukup banyak yang dialami Marcus di London yang terjadi di tengah kegelapan dan hujan (pasti ada beberapa sore yang cerah di awal tahun ajaran, tapi begitu banyak yang terjadi sehingga ia tidak lagi mengingat semuanya), dan sekarang ia bisa berjalan pulang dari rumah Will di tengah sinar matahari sore. Mau tidak mau ia merasa segalanya baik-baik saja pada minggu pertama setelah waktu dimajukan satu jam; mudah sekali percayai ibunya akan lebih baik, bahwa tiba-tiba usianya bertambah tiga tahun dan ia menjadi begitu keren sehingga Ellie menyukainya, dan ia akan menciptakan gol kemenangan bagi tim sepak bola sekolah dan menjadi anak paling populer di sekolah.
Tapi, menurut Marcus, pendapat itu bodoh, sama bodohnya seperti zodiak. Waktu dimajukan satu jam berlaku bagi semua orang, bukan hanya bagi Marcus, dan tidak mungkin setiap ibu yang depresi akan jadi ceria, tidak mungkin setiap anak di Inggris akan menciptakan gol kemenangan bagi tim sepak bola sekolahnya, terutama setiap anak di Inggris yang membenci sepak bola dan tidak tahu bagian bola sebelah mana yang harus ditendang dan tentunya tidak mungkin setiap bujangan berusia dua belas tahun menjadi lima belas tahun dalam semalam. Kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, dan bahkan jika itu terjadi, tidak akan terjadi pada Marcus, karena ia tahu keberuntungannya sendiri. Itu akan terjadi pada anak berusia dua belas tahun lain, di sekolah lain, yang tidak sedang jatuh cinta pada gadis yang usianya tiga tahun lebih tua darinya, dan yang karenanya tidak terlalu peduli apakah usianya bertambah atau tidak. Ketidakadilan adegan yang baru saja Marcus bayangkan membuatnya marah, dan ia menandai kepulangannya dengan membanting pintu rumah dengan berang.
(Anak Itu dan Aku, Nick Hornby) Sumber: Dok. Penerbit







Indikator
Nomor soal
Soal
Kunci jawaban
Penskoran
1
1
Sebutkan tema penggalan novel di atas!

Tema dari kutipan novel yang dibacakan teman kalian dapat kalian simpulkan, seperti kekesalan Marcus dengan segala sesuatu yang ia alami, ia inginkan, serta tentang khayalannya yang mustahil untuk dapat diwujudkan.

Tema tepat   : 4
Cukup          : 3
Kurang tepat : 1 
2
2
Sebutkan latar dengan bukti/alas an penggalan novel di atas!

Latar tempat kejadian dalam cerita itu adalah di Kota London, tepatnya di sepanjang jalan dari rumah Will menuju rumahnya. Latar waktu kejadian dalam kutipan novel tersebut adalah sore hari. Kedua latar dalam kutipan novel tersebut terungkap dalam cerita pada paragraf pertama “… dan sekarang ia biasa berjalan pulang dari rumah Will di tengah sinar matahari sore ....”



Indikator
Skor
Menyebutkan 3 latar
3
Menyebutkan 2 latar
2
Menyebutkan 1 latar
1
Menyebutkan 3 bukti
3
Menyebutkan 2 bukti
2
Menyebutkan 1 bukti
1


Soal nomor 1 skor maksimal 4
Soal nomor 2 skor maksimal 6

Nilai akhir    =        Perolehan skor              x 100
                             Skor maksimal (10)


Tegowanu,  15 Januari 2010
Mengetahui                                                                              
Kepala Sekolah                                                              Guru Mata Pelajaran




H. Saerozi, S.Pd.                                                            Supriyadi, S.Pd.
NIP. 19650704 198803 1 013                                          NIP. 19710116 200501 1 008


Lembar Kerja Siswa 13.2.1
Sekolah
:
SMP Negeri 3 Tegowanu
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
:
VIII/2
Aspek
:
Mendengarkan
Standar Kompetensi
:
13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Kopetensi Dasar 
:
13.2 Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an)   yang dibacakan.
Indikator  
:
13.2.1 Mampu menyimpulkan tema  cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan


13.2.2 Mampu mendata latar-latar yang ada dalam cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Alokasi Waktu
:
20 menit

Dengarkan pembacaan kutipan novel berikut ini! (lampiran 1)

1.      Tokoh dan karakter

Nama tokoh
Karakter
Bukti/penjelasan













2.      Latar
Jenis latar
Keterangan
Bukti/penjelasan
Waktu




Tempat




Suasana





3.      Tema
Tema

Keterangan/Penjelasan













Lembar Kerja Siswa 13.2.2
Sekolah
:
SMP Negeri 3 Tegowanu
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
:
VIII/2
Aspek
:
Mendengarkan
Standar Kompetensi
:
13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Kopetensi Dasar 
:
13.2 Menjelas­kan tema dan latar novel remaja (asli atau terje­mah­an)   yang dibacakan.
Indikator  
:
13.2.1 Mampu menyimpulkan tema  cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan


13.2.2 Mampu mendata latar-latar yang ada dalam cuplikan novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Alokasi Waktu
:
20 menit


Dengarkan pembacaan kutipan novel berikut ini! (lampiran 1)

1.      Tokoh dan karakter

Nama tokoh
Karakter
Bukti/penjelasan













2.      Latar
Jenis latar
Keterangan
Bukti/penjelasan
Waktu




Tempat




Suasana





3.      Tema
Persoalan dalam cerita

Tema
Keterangan/Penjelasan













Lampiran 1

Stasiun Kereta
Mereka turun dari kereta Oimachi di Stasiun Jiyugaoka. Mama menggandeng Tottochan melewati pintu pemeriksaan karcis. Totto-chan yang jarang sekali naik kereta, enggan mengulurkan karcisnya yang berharga. Ia memegangi karcisnya erat-erat.
“Bolehkah aku menyimpan- nya?”  Tottochan bertanya kepada petugas pengumpul karcis.
“Tidak boleh,” jawab petugas itu sambil mengambil karcis dari tangannya.
Totto-chan menunjuk kotak yang penuh dengan karcis. “Itu semua punyamu?”
“Bukan, itu milik stasiun kereta,” jawab petugas itu sambil mengambil karcis dari orang-orang yang keluar stasiun.
“Oh.” Totto-chan memandang kotak itu dengan penuh minat, lalu melanjutkan,
“Kalau sudah besar, aku mau jadi penjual karcis kereta!”
Petugas pengumpul karcis itu memandangnya untuk pertama kali. “Anak laki-lakiku juga ingin bekerja di stasiun kereta. “Mungkin nanti kalian bisa bekerja sama-sama.”
Totto-chan bergeser, menjauh selangkah agar bisa memandang si petugas pengumpul karcis. Laki-laki itu bertubuh gemuk berkacamata, dan kelihatannya berhati baik.
“Hmm.” Totto - chan berkacak pinggang dan mempertimbangkan gagasan itu dengan sungguh-sungguh. “Aku tak keberatan bekerja dengan anakmu,” katanya. “Aku akan memikirkannya. Tapi sekarang aku sedang sibuk karena aku mau pergi ke sekolahku yang baru.” Ia lari ke tempat Mama menunggu sambil berteriak, “Aku ingin jadi penjual karcis!”
Mama tidak kaget. Dia hanya berkata, “Kukira kau ingin jadi mata-mata.”
Berjalan sambil memegangi tangan Mama, Totto-chan ingat, sampai kemarin dia masih yakin ingin menjadi mata-mata. Tapi asyik juga kalau harus mengurusi sekotak penuh karcis kereta.
“Aku tahu!” Gagasan hebat terlintas di kepalanya. Dia menengadah memandang Mama, lalu berteriak keras-keras, “Bukankah aku bisa jadi penjual karcis yang sebenarnya mata-mata?”
Mama tidak menjawab. Wajah cantiknya yang ditudungi topi felt berhiaskan bunga-bungaan mungil tampak serius. Sebenarnya Mama sangat cemas. Bagaimana kalau sekolah baru itu tidak mau menerima Totto-chan? Dia memandang Totto-chan yang melompat-lompat sepanjang jalan sambil berbicara pada dirinya sendiri. Totto-chan tidak tahu Mama merasa khawatir. Jadi ketika mata mereka bersitatap, dia berkata riang, “Aku berubah pikiran. Aku akan bergabung dengan kelompok pemusik jalanan yang selalu berkeliling sambil mengiklankan toko-toko baru!”
Suara Mama terdengar putus asa ketika berkata, “Ayo cepat! Kita bisa terlambat. Kita tidak boleh membuat Kepala Sekolah menunggu. Jangan ceriwis. Perhatikan jalanmu dan berjalanlah dengan benar.”
 Di depan mereka, di kejauhan, gerbang sebuah sekolah kecil mulai kelihatan.
(Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela, Tetsuko Kuroyanagi)























Lampiran 2
Tutuplah bukumu! Dengarkan pembacaan kutipan novel yang akan dibacakan oleh Gurumu atau salah seorang temanmu berikut ini! Setelah kamu mendengarkan pembacaan kutipan novel tersebut, diskusikan dengan temanmu tema yang terkandung dalam kutipan novel remaja itu. Kerjakan seperti dalam kolom berikut ini, kemudian lakukan diskusi kelas untuk menentukan tema kutipan novel tersebut!

Bintang....sepertinya susah sekali mencari ketenangan di saat-saat seperti ini. Semakin hari semakin mahal saja harga sebuah kedamaian di dunia ini...
STASIUN kereta api terlihat sunyi. Entah karena sepi penumpang, atau memang nggak ada jadwal keberangkatan kereta. Bangku-bangku ruang tunggu yang biasanya penuh orang yang menunggu kedatangan kereta, saat ini nggak satu pun terisi. Bahkan petugas stasiun yang biasanya mondar-mandir dengan seragam biru pun nggak ada. Kios-kios kecil yang biasanya menjual aneka makanan dan minuman ringan, pagi ini nggak satu pun yang buka. Loket penjualan karcis kereta juga masih tertutup kerai. Yang ada cuma gerbong-gerbong kereta yang sudah tidak terpakai dan orang-orang yang tergeletak tidur tak beraturan di berbagai sudut.
Matahari baru saja muncul dengan sinarnya yang keemasan yang membuat lampu penerang otomatis di stasiun itu perlahan padam. Sekaligus menandakan dimulainya kesibukan pagi itu.
Kreeeek! Suara kerai penutup loket memecah kesunyian pagi. Sesaat kemudian terdengar suara langkah kaki. Seorang pria tua yang terlihat masih gagah berjalan menuju pintu di ujung lorong. Ia membuka pintu itu dan mengambil sapu lidi dari dalamnya. Sesaat ia merapikan kumis dan rambutnya yang kelihatan sudah beruban lewat bayangan di kaca loket, lalu mulai menyapu lantai stasiun. Sreeeek! suara gesekan sapu pada lantai cukup berisik. Orang-orang yang tertidur lelap di sudut-sudut lorong terbangun.
Seorang gadis manis terlihat duduk sendirian di salah satu kursi ruang tunggu. Kakinya bersila di atas kursi. Sepertinya gadis itu sudah ada di sana sejak tadi. Sesaat ia memandang ke arah datangnya sinar matahari sambil memayungi wajahnya dengan tangan.
"Selamat pagi, Neng Keysha...," sapa seseorang.
Gadis itu langsung menengok ke arah datangnya suara dan mendapati seorang lelaki berkumis panjang tersenyum lebar padanya. Wajah gadis itu langsung bersinar. Lesung pipinya langsung terlihat. Wajahnya manis sekali.
"Selamat. pagi, Mang, Udin!" balas gadis itu setengah berteriak, sampai-sampai si pria tua hampir menutup telinga.
 Pria itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan suara nyaring gadis itu.
 "Waduh, Neng Keysha, kalo setiap pagi saya ketemu Neng semangat kayak begitu, bisa-bisa saya awet muda nih..." lelaki itu tersenyum lebar. "Tumben pagi-pagi begini sudah datang. Mau ke Bandung, Neng?"
Gadis itu menggeleng. Sepasang mata indahnya bersinar. "Nggak kok. Saya ke Bandung cuma pas libur panjang aja. Kalo liburnya cuma sehari, saya males, Mang. Capek. Saya tuh ke sini cuma iseng kok. Kangen sama Mang Udin..., " ucap gadis itu asal.
Pria tua itu langsung tersipu-sipu. "Aaah... Neng Keysha bisa aja..."
Keysha menepuk kursi, mengajak lelaki tua itu duduk di sebelahnya. "Duduk, Mang. Temenin Saya."
Mang Udin menyandarkan sapunya pada tiang, lalu duduk di sebelah gadis itu. Mereka memandangi rel kereta api yang mengilap tertimpa cahaya matahari pagi. Keysha menghela napas panjang sambil mengulurkan tangannya dan mengertakkan persendiannya.
 "Saya seneng deh, Mang, kalau duduk-duduk di stasiun gini. Rasanya gimanaaa, gitu," ucapnya dengan senyum bangga.
Mang Udin cuma ikut-ikutan tersenyum tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Pria tua itu terlihat masih segar, di usianya yang sudah setengah abad lebih. Tubuhnya juga masih tegap.
"Saya seneng merhatiin orang-orang di sini. Macem-macem ya, Mang! Kadang kita justru bisa mengambil pelajaran dari mereka, ucap Keysha dengan mata berbinar. "Eh, iya, Mang Udin nggak kerja?"
"Sebentar lagi. Saya mau nyapu-nyapu dulu. Habis kalau nggak disapuin sekarang, nanti nggak bakalan sempat. Keburu rame."
Keysha menganggukkan kepalanya, sesudah itu mengamati keadaan di sekeliling sambil terus tersenyum. Kelihatannya dia seneng banget berada di sana. Sekonyong-konyong pandangannya beralih pada wanita setengah baya yang duduk seorang diri tak jauh darinya. Mata mereka bertemu. Wanita itu tersenyum ramah pada Keysha. Keysha pun membalas senyuman wanita itu.
"Gimana sekolah barunya, Neng? Udah nemu cowok ganteng, belom?" goda Mang Udin membuyarkan tatapan Keysha pada wanita itu.
Keysha menekuk bibirnya. "Ah! Sampai sekarang sih saya belum nemuin enaknya sekolah di sana. Rasanya beda banget sama sekolahan saya waktu di Bandung. Di sekolah saya yang sekarang cowok-cowoknya pada belagu, Mang. Biasa, kebanyakan anak orang kaya. Mana genit-genit, lagi. Matanya pada jelalatan banget! Nggak bisa ngeliat cewek yang bedakan dikit."
Mang Udin tertawa lebar mendengar cerita Keysha. Apalagi gadis itu bercerita sambil memanyunkan mulutnya kayak ikan mas koki.
Kriiit... Greeeek!!! Suara pintu kios yang kelihatannya sudah berkarat terdengar berkali-kali, menandakan kios-kios di stasiun mulai dibuka.
Orang-orang mulai berdatangan untuk menunggu kereta pertama. Tidak lama kemudian kereta pertama datang. Kelihatannya dari luar kota. Seorang cowok keluar dari salah satu pintu kereta. Penampilannya benar-benar keren. Potongan rambutnya mengingatkan pada sosok Shane West dalam film A Walk to Remember. Pasti semua orang yang ngeliat bakalan bilang, "Cool". Ia kelihatan sibuk mengangkat barang-barang miliknya. Matanya yang tajam menyapu setiap sudut stasiun. Mungkin mencari seseorang yang menjemputnya.
Keysha terus memerhatikan cowok yang tengah berbicara di HP itu. Tiba-tiba cowok itu menoleh ke arahnya. Mata mereka bertemu. Agak lama mereka saling menatap tajam. Keysha merasakan sesuatu merasuki sekujur tubuhnya. Entah perasaan apa itu, ia nggak tahu. Apakah Cuma sekadar perasaan kagum pada cowok itu, atau...
"Saya mau kerja dulu ya, Neng. Kayaknya stasiun udah mulai ramai," Mang Udin membuyarkan tatapan Keysha ke cowok itu. "Kapan-kapan kita cerita-cerita lagi," lanjutnya.
Keysha tersenyum kecil sambil mengangguk.
Mang Udin beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu.
"Mang Udin!" panggil Keysha kembali setengah berteriak. Lelaki itu membalikkan tubuhnya dengan bingung. "Makasih ya, Mamang udah nemenin saya," ucap Keysha sambil memperlihatkan kedua lesung pipinya.
Sesaat setelah Mang Udin pergi, bola mata Keysha kembali mencari sosok cowok jelmaan Shane West tadi. Tetapi cowok itu telah pergi. Siapa sih cowok itu? Kenapa Keysha merasakan sesuatu yang tidak biasa ketika mata mereka bertatapan? Apa dia mengenalnya?
Sumber: Dyan Nuranindya, Rahasia Bintang, Jakarta: PT Gramedia Utama, 2006.